REPUBLIKA.CO.ID, FUKUSHIMA -- Reaktor 3 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daini berhenti beroperasi setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter (SR) mengguncang Fukushima, Selasa (22/11). Reaktor tidak beroperasi karena pompa air pendingin di kolam penyimpanan bahan bakar berhenti bekerja.
Tokyo Electric Power Company, yang dikenal sebagai Tepco, mengatakan pompa air dingin dimatikan secara otomatis oleh sistem keamanan saat gempa kuat terjadi. Pompa cadangan segera dikerahkan sehingga reaktor bisa kembali beroperasi.
"Penghentian itu disebabkan adanya tremor dan akselerasi yang kuat di pembangkit listrik," ujar Naohiro Masuda, kepala unit dekomisioning Tepco, dikutip The Guardian.
Insiden ini membuat suhu di dalam reaktor meningkat menjadi 29,5 derajar celsius dari 28,7 derajar celsius selama sekitar 90 menit. Namun Masuda mengonfirmasi, Reaktor 3 yang berhenti beroperasi pada pukul 06.10 waktu setempat, kembali beroperasi pada pukul 07.49.
Baca: Tsunami Kecil Terjadi di Sejumlah Wilayah Pascagempa Jepang
Menurut Masuda, PLTN Fukushima Daini masih tetap aman dan dalam keadaan utuh. Meski demikian PLTN Fukushima Daini dan Daiichi ikut terkena gelombang tsunami setinggi satu meter. Kedua PLTN dioperasikan oleh Tepco yang berbasis di Tokyo.
"Tidak ada korban jiwa di PLTN Fukushima," ujar Masuda.
PLTN Fukushima Daiichi telah lama tidak beroperasi akibat gempa dahsyat berkekuatan 9,1 SR yang mengguncang Jepang pada 2011. Saat itu tsunami merobohkan tiang listrik sistem pendingin reaktor.
Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga memastikan Reaktor 3 bisa kembali berfungsi. Ia mengakui PLTN Jepang memiliki peraturan paling ketat di dunia.
"Kami selalu berpikir tentang skenario terburuk. Keselamatan adalah prioritas utama," ujar Suga.