Selasa 22 Nov 2016 13:34 WIB

Pendapatan Premi Asuransi Umum Tumbuh 8,7 Persen

Red: Nur Aini
Asuransi, ilustrasi
Asuransi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri asuransi umum di Indonesia meraup pendapatan premi Rp 46,1 triliun atau tumbuh secara tahunan 8,7 persen di kuartal III 2016, didorong kontribusi pertumbuhan terbesar dari premi usaha pesawat terbang, satelit, dan energi darat.

Menurut pejabat Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dadang Sukresna dari semua lini usaha yang membeli premi asuransi umum, hanya ada tiga yang mencatatkan perlambatan pembelian premi yakni kendaraan bermotor, pengangkutan laut, dan kecelakaan. Ketua Bidang Statistik Riset, Analisa, TI, dan Aktuaria AAUI tersebut menerangkan untuk premi kendaraan bermotor turun 5,4 persen menjadi Rp 11,6 triliun, pengangkutan laut menurun 4,9 persen menjadi Rp 2,2 triliun, dan kecelakaan 27 persen menjadi Rp 901 miliar.

Tajamnya penurunan premi dari lini usaha kecelakaan diperkirakan karena nasabah produk asuransi kecelakaan telah bergeser mengikuti produk dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

"Perusahaan telah mendaftarkan pegawainya ke BPJS Ketenagakerjaan. (Lini Usaha) kecelakaan turun 27 persen," ujar dia di Jakarta, Selasa (22/11).

Industri asuransi umum juga mendapat keleluasaan mengingat penagihan klaim yang menurun di paruh ketiga ini. Pembayaran klaim turun 7,6 persen dibading kuartal III 2015 atau sebesar Rp 20,3 triliun. Penurunan klaim paling besar terjadi pada lini usaha satelit yang turun 100 persen atau tidak ada pengajuan klaim hingga kuartal III.

Kemudian klaim dari lini usaha pesawat udara yang turun 71 persen menjadi Rp 323 miliar, rangka kapal sebesar 30,1 persen menjadi Rp 714 miliar dan pengangkutan laut sebesar 32,2 persen menjadi Rp 808 miliar.

Dengan kinerja tersebut, rasio klaim asuransi umum turun menjadi 44 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 51,7 persen

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement