Selasa 22 Nov 2016 15:12 WIB

Angin Kencang Masih Berpotensi Muncul Hingga Akhir November

Rep: Yulianingsih/ Red: Indira Rezkisari
Hujan (ilustrasi)
Foto: ist
Hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bencana angin kencang yang merobohkan puluhan pohon di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, Senin (21/11), diperkirakan masih mungkin terjadi lagi. Pasalnya menurut prediksi Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, angin kencang masih sangat potensial terjadi hingga akhir November mendatang.

Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiyono, mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir vdan angin kencang ini akan terjadi hingga akhir November mendatang. Pihaknya menghimbau masyarakat untuk tetap waspada.

"Masyarakat harus belajar dari tanda-tanda akan adanya angin kencang atau puting beliung sehingga bisa lebih waspada," Selasa (22/11). Menurutnya, angin kencang yang terjadi Senin sore kemarin berkekuatan 25-45 knot/jam yang disertai hujan lebat dengan intensitas 20 mm/jam.

Menurutnya, indikasi akan terjadinya angin kencang atau puting beliung bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Jika turun hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat dimana satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah, maka masyarakat harus mulai waspada.

"Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri. Dan biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," katanya.

Selain itu, lanjut dia, jika satu sampai tiga hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

"Sifat-sifat puting beliung/angin kencang berdurasi singkat adalah sangat lokal, luasannya berkisar 5 – 10 km, dan waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement