REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Seekor anak gajah Sumatera liar diperkirakan berumur tiga bulan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung kedapatan mati. Diduga kematian anak gajah itu akibat berkonflik dengan warga saat rombongan gajah liar keluar kawasan untuk mencari makan di areal pertanian warga setempat.
Sukatmoko, Koordinator Humas TNWK mewakili Ir Subakir, Kepala Balai TNWK di Lampung Timur mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Senin (21/11) malam saat sejumlah kawanan gajah liar Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) keluar dari kawasan hutan TNWK. Kawanan gajah liar itu mencari makan di areal pertanian warga di wilayah Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur, tidak jauh dari kawasan hutan tersebut.
Warga setempat berusaha mengusir kawanan gajah liar itu, karena dikhawatirkan akan memakan dan merusak tanaman pertanian milik mereka. "Anak gajah liar berjenis kelamin betina itu diperkirakan ikut mencari makan bersama induknya, dan saat diusir oleh warga dari areal pertanian kemungkinan anak gajah itu ini terinjak-injak induknya atau gajah liar lainya sehingga akhirnya mati," katanya, Rabu (23/11).
Dia mengatakan, anak gajah yang mati itu baru diketemukan besok paginya.
"Saat ini bangkai anak gajah itu telah dievakuasi untuk dikuburkan. Anak gajah itu dikuburkan di areal Pusat Koservasi Gajah Way Kambas," ujar dia lagi.
Selama ini, penduduk di sekitar TNWK merasakan dampak kerugian dari konflik manusia dengan gajah liar berupa kehilangan sebagian hasil budi daya pertanian dan perkebunan mereka. Korban jiwa juga kerap berjatuhan, baik pada manusia maupun gajah tersebut.
Gangguan gajah liar telah mempengaruhi kehidupan sebagian penduduk yang tinggal di pinggir berbatasan dengan kawasan hutan TNWK. Konflik manusia dengan gajah sejak tahun 1980-an telah mengakibatkan masyarakat berada pada posisi yang rentan, mengingat gajah sumatera merupakan satwa langka yang dilindungi di dunia.