Rabu 23 Nov 2016 14:42 WIB

Geppuk Dorong Pemerintah Tekan Myanmar Hentikan Tragedi Rohingya

Relawan Geppuk melakukan pendampingan anak dan pemulihan mental anak-anak Rohingya pasca terombang-ambing di lautan selama berbulan-bulan.
Foto: Geppuk
Relawan Geppuk melakukan pendampingan anak dan pemulihan mental anak-anak Rohingya pasca terombang-ambing di lautan selama berbulan-bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Para Pendongeng untuk Kemanusiaan (Geppuk) mengutuk tragedi kekerasan yang terjadi terhadap Muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar.

Geppuk ikut mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan segala langkah strategis untuk menekan secara tegas pemerintah Myanmar agar menghentikan tragedi dan kekerasan yang ada.

"Kami juga mendukung agar Nobel yang pernah diberikan kepada Aung San Suu Kyi dicabut," ujar Ketua Geppuk Ahmad Fauzan dalam keterangan tertulis, Rabu (23/11).

Ahmad Fauzan mengatakan Geppuk memiliki ikatan yang cukup kuat dengan Muslim Rohingya. Dimana Geppuk sebelumnya menurunkan tujuh relawan pendongeng ke Aceh dalam empat termin (sekitar satu bulan aksi).

Di sana Geppuk melakukan pendampingan anak dan pemulihan mental anak-anak Rohingya pasca terombang-ambing di lautan selama berbulan-bulan.

"Geppuk juga mengajak seluruh umat Islam di Indonesia dan dunia untuk berdoa kepada Allah atas perlindungan, keselamatan, dan penyelesaian konflik bagi saudara-saudara Muslim kita di sana," ujar Fauzan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement