REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Selama ini seni karawitan dikenal memiliki ciri khas pada vokal dan instrumen musik yang mengiringinya. Pembawaan vokal yang mengalun merdu perlahan, dipadukan dengan beberapa instrumen seperti gamelan, rebab, kendang, suling, bonang, dan alat musik tradisional lainnya.
Namun Grup Laras Pandawa mencoba memoles karawitan dengan mengkombinasikan instrumen tradisional dengan alat musik modern. Dalam konser musik Gamelan Gadon yang digelar Universitas Sebelas Maret pada Rabu (23/11) siang, grup musik yang dipimpin oleh Marsalia Ros Fajar Ningsih itu menyuguhkan seni karawitan yang berbeda dari pada biasanya.
Dua belas pupuh dari Serat Kalatida dalam bentuk macapat sinom dibawakan Marsalia bersama teman-temannya. Pada beberapa bait awal, Marsalia membawakan tembang tersebut dengan vokal dan nada cenderung lambat.
Perlahan-lahan vokal menjadi lebih cepat bersamaan dengan alat musik modern lainnya seperti gitar dan piano.
“Kami memang ingin menyuguhkan gaya karawitan yang berbeda, sebab selama ini karawitan kebanyakan dinikmati oleh orang tua, sementara anak-anak muda cenderung tak menyukai karena nadanya kolosal. Dengan kombinasi instrumen modern kami mencoba menarik minat kawula muda untuk bisa menikmati karawitan,” tuturnya.
Ia menjelaskan isi yang terkandung dalam tembang macapat diterjemahkan dalam bahasa musikal menjadi garapan komposisi musik dengan menggunakan perangkat gamelan gandon yang dikembangkan.
Grup Laras Pandawa, jelas dia, mencoba mengeksplorasi unsur musikal yang terkandung dalam tembang macapat tersebut.