REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepolisian Daerah Kalimantan Barat akan meminta bantuan Densus 88 untuk menyelidiki kasus dugaan pelemparan menggunakan botol bersumbu atau bom molotov pada Pekong Budi Darma di Kota Singkawang, Senin (14/11).
"Kami akan minta bantuan tim Densus 88 untuk menyelidiki kasus pelemparan bom molotov di Singkawang," kata Musyafak, Rabu (23/11).
Ia menjelaskan sudah melakukan koordinasi dengan tim Densus 88 terkait penyelidikan tersebut. Ia mengaku meminta bantuan karena hanya Densus 88 yang memiliki peralatan memadai untuk penyelidikan bom. Dalam kesempatan itu, Kapolda Kalbar menyatakan pihaknya akan menindak tegas pelaku dan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kami sudah kirim anggota Brimob dan TNI dalam mengamankan Pilkada Kota Singkawang sejak Selasa (22/11) malam," ungkapnya.
Ia memerintahkan untuk menindak pelaku tindak pengrusakan di Kota Singkawang termasuk tindak kriminalitas lainnya. "Jadi jangan heran siang ini, sudah ada tersangka kriminal kasus perusakan itu. Kami memproses hukum kasus itu berdasarkan rekaman atas perusakan tersebut," tegasnya.
Ia menyatakan dalam kasus perusakan itu, pelakunya harus berhadapan dengan hukum, dan semua yang terlibat jelas diproses secara hukum.
"Sebagian pejabat utama Polda Kalbar dan Pangdam XII Tanjungpura sudah berada di sana dalam menciptakan iklim yang kondusif," ujarnya.
Kapolda Kalbar mengimbau masyarakat agar bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang selama ini sudah tercipta kondusif.
"Pilkada serentak di Kalbar 2017 berada di Kota Singkawang dan Landak," katanya.