REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Parlemen Uni Eropa tidak menjunjung tinggi nilai-nilai yang berlaku dan memihak organisasi teroris. Hal itu ia ungkapkan terkait rencana menghentikan pembicaraan keanggotaan negaranya dalam organisasi supranasional tersebut.
"Kami telah menjunjung tinggi nilai-nilai Eropa lebih dari negara-negara Uni Eropa, tapi yang kami dapatkan dari mitra Barat bukanlah dukungan yang jelas dan janji-jani yang tidak terealisasi," ujar Erdogan dalam konferensi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Rabu (23/11).
Ia mengatakan Parlemen Eropa akan mengadakan pertemuan. Mereka akan memberikan suara terhadap Turki yang menentukan apakah pembicaraan keanggotaan negara itu masih dapat diteruskan atau tidak.
Sebelumnya, pemimpin-pemimpin Parlemen Eropa menyerukan untuk menghentikan pembicaraan keanggotaan Turki. Hal itu didasarkan keputusan pascakudeta oleh Erdogan di negara itu yang memberlakukan status darurat. Hingga saat ini, lebih dari 125 ribu orang yang bekerja di instansi pemerintahan diberhentikan dan ditahan.
"Apa pun hasil dari pertemuan Parlemen Eropa mengenai Turki, yang jelas mereka yang ada di dalamnya tidak memiliki nilai di mata kami," kata Erdogan.