Rabu 23 Nov 2016 21:00 WIB

In Picture: Pergerakan Tanah Di Cikatomas

.

Red: Mohamad Amin Madani

Pengendara motor melintas di jalan yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Sasak Gantung, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/11). (FOTO : Mahmud Muhyudin)

Pengendara motor melintas di bangunan yang roboh akibat pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Sasak Gantung, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/11). (FOTO : Mahmud Muhyudin)

Pengendara motor melintas di bangunan yang roboh akibat pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Sasak Gantung, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/11). (FOTO : Mahmud Muhyudin)

Sejumlah warga melintas di jalan yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Sasak Gantung, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/11). (FOTO : Mahmud Mahyudin)

Sejumlah rumah rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Sasak Gantung, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/11). (FOTO : Mahmud Muhyudin)

Seorang warga melintas di bagunan yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Sasak Gantung, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/11). (FOTO : Mahmud Muhyudin)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan  rumah mengalami kerusakan yang cukup parah dan diantaranya ambruk rata dengan tanah, jalan-jalan retak dan  terbelah akibat pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Sasak Gantung, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/11).

Pergerakan tanah tersebut  terjadi  Jumat (18/11) lalu.  Saat ini pun pergerakan tanah masih terus terjadi, ratusan warga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman dalam. Dengan kondisi tersebut warga pun mengalami kebingungan selain tempat tinggalnya yang hancur, juga harus menempati tempat pengungsian dengan waktu yang tidak tau sampai kapan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement