REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Reform Institue, Yudi Latif, menilai Indonesia banyak memiliki politisi. Kendati demikian, Indonesia masih sangat sedikit negarawan.
"Negawaran memberikan jiwa raganya untuk negara, sedangkan politisi mencari sesuatu untuk jiwa raganya dari negara," kata Yudi Latif pada sebuah diskusi di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (23/11).
Menurut Yudi, negarawan memberikan jiwa raganya untuk negara, sehingga dapat menjadi pahlawan. Selain itu, negawaran memberikan apa yang dapat diberikan kepada negara, sedangkan politisi mencari apa yang bisa diperoleh dari negara.
"Karena itu, banyak poltisi yang terjebak pada kasus hukum dan praktik korupsi," katanya.
Yudi menegaskan, negarawan tidak kaya. Dia mencontohkan, para pendiri bangsa yang merelakan jiwa raganya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia, hidupnya biasa saja. Para pendiri bangsa, kata dia, berdebat habis-habisan dalam forum-forum diskusi untuk menegakkan ideologi, tapi berteman akrab dalam kehidupan sehari-hari.
"Terkoyaknya persatuan Indonesia saat ini, karena terkoyaknya mental dan jiwa negarawan di tengah bangsa Indonesia," katanya.