Kamis 24 Nov 2016 13:11 WIB

Konflik Myanmar Dinilai Murni Kejahatan Kemanusiaan

Gambar citra satelit kondisi desa-desa di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang dihuni oleh etnis Muslim Rohingya, pada November 2016.
Foto: Human Rights Watch
Gambar citra satelit kondisi desa-desa di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang dihuni oleh etnis Muslim Rohingya, pada November 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik yang terjadi di Myanmar dianggap bukanlah konflik agama antara Umat Buddha dengan Umat Islam, melainkan murni kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok tertentu terhadap Muslim Rohingya. Hal itu disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Generasi Muda (GEMA) Mathla'ul Anwar (MA) Ahmad Nawawi di Jakarta, Kamis (24/1). Pihaknya merilis pernyataan sikap bersama dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gema Budhi Bambang Patijaya.

"Menyadari bahwa konflik tersebut bersifat kompleks terkait wilayah perbatasan, loyalitas warga negara, serta latar belakang sejarah yang berbeda sehingga kami mendesak Pemerintah Myanmar sesegera mungkin menghentikan aksi kejahatan kemanusiaan di negara itu serta menyelesaikan dengan metode soft resolusion conflict," kata Ahmad Nawawi.

Baik Gema MA maupun Gema Budhi mengajak Umat Islam dan Umat Buddha di Indonesia untuk tetap memelihara kerukunan dan toleransi serta bersatu-padu menolak dan mengutuk segala bentuk tindak kejahatan kemanusiaan. Kedua organisasi itu menyatakan menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan memindah konflik Myanmar ke Indonesia dengan membenturkan Umat Islam dan Umat Buddha di Indonesia.

"Kami mengimbau masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebecian," tuturnya.

Ahmad Nawawi juga meminta pihak kepolisian menindak tegas pihak-pihak yang dengan sengaja memperkeruh suasana dengan membenturkan Umat Islam dan Umat Buddha di Indonesia karena dapat merobek tenunan kebangsaan Indonesia.

"DPP GEMA Mathla'ul Anwar dan DPP Gema Budhi sepakat dalam waktu dekat ini untuk menyampaikan keprihatinan melalui Kedubes Myanmar di Jakarta," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement