Kamis 24 Nov 2016 14:37 WIB

Menag Resmikan Peluncuran Studi-Studi Kemenag tentang Pendidikan Islam

 Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan kata sambutan sebelum membuka peluncuran Studi Pendidikan Islam yang diadakan di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (23/11).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan kata sambutan sebelum membuka peluncuran Studi Pendidikan Islam yang diadakan di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan peluncuran Studi-studi Kementerian Agama (Kemenag) tentang Pendidikan Islam di Indonesia. Peluncuran Studi-studi Kemenag Tentang Pendidikan Islam di Indonesia merupakan kerja sama Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Indonesia dan Kementerian Agama.

Lukman mengapresiasi atas upaya sejumlah pihak yang telah membangun kemitraan untuk bekerja sama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan. Khususnya, pendidikan Islam pada sejumlah lembaga pendidikan, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat.

"Peluncuran ini menjadi strategis dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi, karena tantangan kita ke depan semakin memerlukan keseriusan dan kreativitas kita," katanya. Tantangan dalam konteks Indonesia adalah bagaimana agama khususnya Islam yang dipeluk oleh mayoritas bangsa ini mampu hadir dalam rangka mengintegrasikan kita sebagai sebuah bangsa.

"Saya perlu menggunakan kata-kata integrasi ini karena kita sadar betul, realitas keindonesiaan kita adalah kemajemukan atau pluralitas," ucapnya.

"Inilah yang menurut saya konteksnya dalam realitas kemanusiaan kita sangat penting, dan karenanya lalu kemudian, perlu kita lebih seriusi, karena tantangannya tentu tidak sederhana," ucap Lukman.

Dikatakan Menag, pihaknya tidak ingin terjebak hal-hal yang seringkali tidak bisa dielakkan di tengah-tengah globalisasi dan di tengah percepatan perubahan alat komunikasi yang luar biasa dan di tengah derasnya arus informasi di sosial media. Sehingga, kemudian agama diperlakukan sedemikian rupa yang justru malah kehilangan esensi yang dikandung oleh agama itu sendiri.

Menurutnya, agama seringkali dijadikan argumentasi atau alat untuk saling menegasi antara kita yang memang berbeda atau majemuk. "Sehingga dalam kesempatan ini, saya ingin menyegarkan ingatan kita bersama, agama semestinya kita sikapi dalam rangka untuk mengintegrasikan kita, bukan menegasikan antar kita yang memang tidak sama," ucap Menag.

sumber : kemenag.go.id
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement