Kamis 24 Nov 2016 15:42 WIB

Potensi Pangan Indonesia Belum Dikelola Baik

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah petani menyiangi sawah tadah hujan. (ilustrasi)
Foto: Antara/ Basri Marzuki
Sejumlah petani menyiangi sawah tadah hujan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Patdono Suwignjo, mengatakan potensi pangan Indonesia belum mampu dikelola dengan baik oleh produsen dalam negeri. Penanganan pascapanen menjadi salah sagu penyebab kurang maksimalnya produksi hasil pangan lokal.

"Potensi pangan lokal Indonesia selalu ada, bahkan banyak. Kita punya varietas padi, hortikulura dan buah-buahan lokal yang bagus. Sayangnya produksi berbagai varietas itu tidak maksimal," ujar Patdono di Gedung Kemenristekdikti, Kamis (24/11).

Bahkan, lanjutnya, produk pangan lokal sudah mulai tergantikan dengan pangan haasil budidaya luar negeri, Patdono mencontohkan dengan tergesernya apel malang dan durian lokal di pasaran buah nasional. Belum mampunya Indonesia mengulang swasembada beras juga dianggap sebagai salah satu indikasi lemahnya pengelolaan potensi pangan.

Untuk mendukung pengelolaan sumberdaya pangan lokal Kemenristekdikti telah memiliki 16 pusat unggulan iptek (PUI) di bidang pengembangan pangan. Dari 16 PUI itu, ada empat PUI yang secara spesifik ditetapkan sebagai pusat pengembangan pangan unggulan pada 2013 - 2015.

Keempat PUI tersebut yakni PUI Hortikultura Tropika IPB, PUI Tanaman Padi-Kementan, PUI Aneka Kacang dan Umbi-Kementan serta  PUI Pasca Panen Pertanian-Kementan. Beberapa produk unggulan yang dihasilkan keempat PUI antara lain varietas-bibit buah lokal, padi dan kedelai.

Menurut Patdono, keempat PUI sudah mampu menjual hasil panenn kepada masyarakat. Namun, hasil panen ini masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan pangan nasional.

"Kelemahan PUI ini salaah satunya terkait pemasaran yang baru di tingkat lokal. Agar dapat merambah pasar nasional, harus ada penguatan produksi dan penguatan jaringan distribusi hasil pangan," lanjut dia.

PUI, tambahnya, masuk dalam program yang pendanaannya diprioritaskan oleh pemerintah. Meski demikian, masing-masing PUI mendapat bantuan yang disesuaikan dengan produk pangan yang dikembangkan. Rata-rata PUI mendapat bantuan dana sekitar Rp 500 juta - Rp 800 juta setiap tahun. Bantuan ini berlangsung selama tiga tahun program.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement