Kamis 24 Nov 2016 20:30 WIB

Masyarakat Papua Barat Sudah Islam Sejak Dulu

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
Generasi muda Muslim Papua
Foto: Courtesy of suaramuslimpapua.blogspot.com
Generasi muda Muslim Papua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah masyarakat Muslim di Provinsi Papua Barat saat ini mencapai 50 persen dari total penduduknya. Beberapa kabupaten dari 11 kabupaten dan satu kota di Papua Barat masyarakatnya sudah beragama Islam sejak dulu.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prov Papua Barat, Ahmad Nausrau mengatakan, sejumlah kabupaten di Papua Barat masyarakatnya sudah beragama Islam sejak dulu. Seperti Kabupaten Raja Ampat, Kaimana, Fakpak, Bintuni, dan Sorong Selatan. Menurutnya, kalau melihat dari sisi sejarah, Islam adalah agama yang pertama masuk ke Papua.

"Sebagian besar wilayah Papua Barat merupakan wilayah Kesultanan Ternate, sehingga daerah ini penduduknya Muslim karena daerah Kesultanan Ternate," kata Ahmad kepada Republika saat Rapat Kerja Nasional II MUI di Jakarta, Kamis (24/11).

Namun, dikatakan dia, ketika dua orang misionaris dari Jerman datang ke Papua pada abad 18, sebenarnya mereka difasilitasi oleh Kesultanan Ternate. Kemudian mereka datang ke Pulau Mansinam yang ada di Kabuapaten Manokwari. Padahal, Islam sudah masuk ke Papua jauh sebelum itu.

Ia menerangkan, sejumlah sejarawan mengatakan Islam masuk di Papua sekitar abad 14 dan 15. Tapi, berdasarkan hasil penelitian LIPI, Islam masuk ke Papua sekitar abad 16 dan 17. Ia menegaskan, artinya jauh sebelum misionaris datang, sebenarnya Islam sudah hadir di Papua.

Akan tetapi, keberlanjutan dakwah di Papua tidak terus berlanjut sampai sekarang. Sebab, Islam masuk ke Papua melalui jalur perdagangan. Sehingga, ketika para pedagang yang datang ke Papua pulang kembali. Dakwah tidak berlanjut, akhirnya banyak yang murtad.

"Apalagi saat Belanda menjajah Indonesia secara umum termasuk Papua," ujarnya.

Ahmad menjelaskan, waktu itu Belanda memanfaatkan masa penjajahan untuk menjalankan misionaris di Papua. Saat ini umat Islam di Papua Barat jumlahnya 50 persen dari total penduduk Papua Barat. Namun, karena banyak Muslim dari sejumlah daerah yang datang ke Papua Barat, diperkirakan jumlahnya sedikit bertambah saat ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement