REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kobaran api yang membakar sejumla rumah dan kawasan hutan, di sejumlah titik di wilayah Israel, masih terus menyebar. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun meminta bantuan sejumlah negara untuk memadamkan kebakaran.
Sejumlah negara yang membantu proses pemadaman kebakran itu antara lain Rusia. Hal itu, dikatakan Benjamin usai berbicara dengan Presiden rusia Vladimir Putin yang mengatakan akan mengirim bantuan dengan pesawat Be-200.
Kemudian Turki juga mengendalikan kebakaran dengan bantuan dari udara. Negara itu bergabung bersama Yunani, Italia, Kroasia, dan Siprus mengerahkan sekitar 10 pesawat ke Israel.
Hingga saat ini, otoritas Israel masih menyelidiki penyebab rinci kebakaran. Terdapat dugaan salah satu dari bencana ini diakibatkan oleh kesengajaan.
Sebanyak 50 persen dari kebakaran dilaporkan terjadi karena pembakaran berulang. Selain itu, pemeriksaan terhadap tingkat pencemaran juga dilakukan di wilayah-wilayah dekat lokasi kebakaran.
"Saya tahu pasti bahwa ada orang yang mencoba membakar stasiun Haifa agar pemadam kebakaran tidak dapat bekerja dengan maksimal menanggulangi bencana," kata salah seorang petugas pemadam kebakaranhaifa, Shimon Ben Ner, dilansir The Jerusalem Post.
Sebelumnya kebakaran besar di Israel juga pernah terjadi enam tahun lalu. Tepatnya terjadi di hutan Carmel, dekat dengan Haifa. Saat itu, 40 warga menjadi korban dari kobaran api yang menyebar dan kebanyakan adalah penjaga penjara serta polisi.