REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan Kemenhub berencana melakukan pengembangan tiga pangkalan militer TNI AU untuk menjadi bandara komersial. Tiga pangkalan militer itu adalah Bandara Gading di Gunung Kidul Yogyakarta, Bandara Wirasaba Purbalingga, dan Bandara Wiriadinata Tasikmalaya.
“Akses adalah komponen dari 3A yang vital dalam pengembangan destinasi pariwisata, selain Atraksi dan Amenitas. Akses udara akan membuka potensi wisata di daerah tersebut, contohnya Bandara Silangit, Danau Toba, Sumatera Utara. Begitu dibuka, kawasan itu semakin hidup dan berkembang,” ujar Budi.
Budi menyontohkan Bandara Silangit yang sudah tembus 15 ribu penumpang per bulan, atau 180 ribu orang per tahun, dikembangkan dari nol. Dia berharap, hadirnya bandara baru dan diikuti oleh penerbangan komersial yang regular bisa membuat daerah itu semakin maju.
Ia mengatakan pariwisata adalah core economy negeri. Pariwisata adalah cara yang paling cepat, mudah dan murah untuk mendatangkan devisa, menaikkan PDB, dan menyerap tenaga kerja. “Karena itu, bersia-siap, destinasi terdekat dari bandara-bandara itu segera dikembangkan, agar atraksinya semakin menarik,” kata dia.
Ketiga Lanud TNI AU di atas berada di kawasan yang memiliki potensi pariwisata yang menarik. Salah satu moda transportasi yang dapat dikembangkan adalah penerbangaan, karena telah ada fasilitas Lanud milik TNI AU yang memadai.
Langkah Kemenhub dalam pengalihan Lanud TNI tersebut adalah dengan membuat MOU antara dengan TNI AU dan Pemerintah Daerah. Mereka akan membentuk organisasi (Unit Penyelenggara Bandara/UPBU); setelah memenuhi segala persyaratan keselamatan, keamanan, dan pelayanan seperti penerbitan Sertifikat Bandara (SBU), Airport Security Programme (ASP), Airport Emergency Plan (AEP), dan lain sebagainya.
Seperti disampai Menhub Budi Karya Sumadi, pengembangan Lanud Wirasaba dan Gading, Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Daerah akan segera melakukan koordinasi dengan TNI AU. Terutama untuk memulai MOU. Kemenhub sudah berkoordinasi TNI AU terkait penggunaan Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya.
Pengalihan pengoperasian Bandara Gading sebagai bandara komersial akan dimulai dengan pengembangan sejumlah fasilitas oleh Kemenhub. Di antaranya, pembuatan taxiway, apron, dan landasan pacu; pengadaan rescue car; dan pengembangan fasilitas keamanan seperti pemasangan pagar di lingkungan bandara.
Bandara Gading berada di daerah Gunung Kidul yang memiliki dimensi runway 45 meter x 1400 meter, taxiway 18 meter x 106 meter, dan apron 70 meter x 110 meter. Bandara itu akan dikembangkan untuk penerbangan pribadi maupun pesawat komersial jenis ATR, atau baling-baling. “Tentu ini akan mendukung pengembangan potensi pariwisata dan kemaritiman di Gunung Kidul,” kata Budi.
Bandara Wiriadinata berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat kota Tasikmalaya dan berjarak 12 kilometer dari Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya. Saat ini, landasan masih 1.200 meter x 30 meter dan akan diperpanjang hingga 1.800 meter. Sedangkan luas appron saat ini adalah 37 meter x 37 meter dan luas taxiway adalah 88 meter x 25 meter.
Di sisi darat, bandara tersebut sudah dilengkapi terminal penumpang, VIP room, tower, hanggar namun belum memiliki gedung PKPPK. Kondisi topografi sekitar Bandara Wiriadintaa relatif datar dan kondisi obstacle clear.