REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Nasional Keluarga Alumni (KA) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Muhammad Badarudin, mengatakan, hasil kongres Bandung pada 26-27 November akan dijadikan rujukan menyelesaikan konflik kepemimpinan di tubuh organisasi itu. Hasil kongres Bandung tetap dikomunikasikan dengan kongres Jakarta.
"Penyelesaian soal pihak-pihak yang keluar dari kesepakatan presidium nasional akan dibahas di kongres Bandung. Nantinya akan seperti apa, itu kami pastikan sesuai amanat anggota KAMMI," ujar Badarudin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/11).
Dikatakan Badarudin, jika keanggotaan presidium nasional sebelumnya adalah sembilan orang, maka dalam perjalanan menyiapkan kongres KA KAMMI, dua orang presidium, Fahri Hamzah dan Rahman Toha B, keluar dari kesepakatan.
Keduanya lantas menyelenggarakan kongres di Jakarta pada 12-13 November lalu. Fahri Hamzah sendiri akhirnya secara aklamasi terpilih sebagai Presiden KA KAMMI.
Menurut Badarudin, tujuh anggota presidium nasional lain tetap tidak mengakui hasil kongres Jakarta. "Namun, kami tetap menjaga komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kongres Jakarta. Dengan Fahri hamzah pun kami tetap berkomunikasi," ujar dia.