Kamis 24 Nov 2016 21:39 WIB

Ini Langkah Agus-Sylvi Atasi Masalah Kekerasan Seksual

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Bayu Hermawan
 Pasangan Calon (pasalon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus H. Yudhoyono- Sylviana Murni menunjukan nomor urut saay rapat pleno pengundian nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta, Selasa (25/10) malam. (Republika/Prayogi
Pasangan Calon (pasalon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus H. Yudhoyono- Sylviana Murni menunjukan nomor urut saay rapat pleno pengundian nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta, Selasa (25/10) malam. (Republika/Prayogi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni (AHY-Sylvi)  mendorong untuk segera disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. RUU tersebut dinilai penting untuk menanggulangi kejahatan kekerasan seksual yang terus meningkat.

Pasangan calon dengan nomor urut satu tersebut pun sudah menyiapkan beberapa langkah dan program untuk menanggulangi permasalahan kekerasan seksual di Jakarta apabila terpilih dalam Pilkada serentak.

Cawagub Sylviana mengatakan, ingin membuat crisis center untuk pengaduan dan tempat rehabilitasi korban kekerasan seksual. "Namun crisis center ini tidak boleh terekspos, supaya masyarakat bisa  leluasa dan tidak malu apabila mengalami kekerasan seksual," kata Silvyana dalam acara diskusi kekerasan seksual di Wisma Proklamasi, Jakarta, Kamis (24/11), melalui siaran pers yang diterima Republika.

 

Agus-Silvy juga ingin mengoptimalkan tindakan pencegahan melalui kurikulum pendidikan di sekolah. Penanganan secara komprehensif juga akan dibuat dengan memperkuat pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) DKI Jakarta.

Selain itu, AHY-Sylvi akan berupaya memastikan layanan transportasi publik dan fasilitas umum seperti jembatan penyeberangan aman bagi semua, terutama bagi perempuan dan anak.

 

Dalam momentum "Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan", AHY – Sylvi, berharap para partai pendukung, mendukung kelancaran proses pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual agar segera bisa disahkan sebagai Undang-undang.

Adanya payung hukum secara nasional akan mempermudah upaya pemerintah daerah DKI Jakarta untuk menghapus kekerasan seksual.‎

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement