REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kebakaran hebat yang melanda Israel bagian tengah dan utara, memaksa puluhan ribu warga mengungsi dari Kota Haifa. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pelaku pembakaran di Israel sebagai 'teroris.' "Setiap pembakaran yang dilakukan pelaku adalah tindak terorisme. Siapapun yang melakukannya akan dihukum seberat-beratnya," ujar Netanyahu, dihadapan sejumlah wartawan yang berkumpul di Haifa, Kamis (24/11).
Laporan televisi menunjukkan si jago merah mengamuk di Haifa yang merupakan kota terbesar ketiga di Israel. Petugas pemadam kebakaran menyirami stasiun pengisian bahan bakar dengan air ketika kobaran api mulai mendekat.
Api telah terlihat di beberapa lokasi sejak tiga hari lalu. Cuaca yang kering dan hembusan angin timur yang kuat membuat kebakaran merembet ke wilayah lain. Menteri Keamanan Internal Israel Gilad Erdan mengaku ada beberapa orang yang telah ditangkap sebagai terduga pelaku kebakaran. Ia menolak memberikan rincian lebih lanjut,
Sementara itu, di jejaring sosial Twitter, warganet dari negara-negara Arab dan Palestina merayakan kebakaran tersebut dengan tanda pagar #Israelisburning.
Kebakaran menghanguskan hutan-hutan di barat Yerusalem dan di beberapa wilayah di Tepi Barat. Pemerintah Israel segera meminta bantuan negara tetangga untuk memadamkan api. Yunani, Ciprus, Kroasia, Turki, dan Rusia telah menawarkan bantuan dengan menyiagakan pesawat. Netanyahu meminta bantuan pesawat pemadam api "Super Tanker" kepada Amerika Serikat.