REPUBLIKA.CO.ID, HAIFA -- Sekitar 80 ribu warga Israel diminta meninggalkan rumah mereka karena kebakaran menyebar di Haifa.
Dilansir dari BBC, Jumat (25/11), kebakaran terjadi setelah kemarau selama dua bulan dan semakin besar karena angin kencang. Kebakaran lahan juga mengancam rumah-rumah dekat Yerusalem dan Tepi Barat.
Kepala Polisi Israel Roni Alsheich mencurigai adanya pembakaran. PM Benjamin Netanyahu mengatakan jika benar serangan itu tergolong teror.
Baca: Kebakaran Israel, Tagar #Israel_on_fire Viral di Twitter
Menteri Keamanan Publik Gilad Erdan mengatakan kepada Channel 10 TV, delapan orang telah ditahan. Dia mengatakan pembakaran diduga menyebabkan setengah dari kebakaran lahan.
Polisi menemukan bahan-bahan mudah terbakar dan cairan di sejumlah wilayah. "Kami perlu bersiap diri akan adanya jenis baru teror," ujarnya.
Media Israel melaporkan badan keamanan internal Shin Bet terlibat dalam penyelidikan.