REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi pengusaha yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) melalui Musyawarah Nasional REI XV tahun 2016 bertekad menyukseskan sinergi program Sejuta Rumah dengan kebijakan amnesti pajak dan paket kebijakan ekonomi. Munas REI 2016 rencananya bakal diselenggarakan di Jakarta, 28-30 November, dan dijadwalkan bakal dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
"REI bersinergi sukseskan Sejuta Rumah, 'tax amnesty' dan paket kebijakan ekonomi nasional," kata Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy dalam siaran pers, Kamis (24/11).
Menurut Eddy Hussy, kehadiran Presiden yang sekaligus akan memberikan arahan, sangat penting guna mendorong semangat peserta Munas dan para pemangku kepentingan di bidang perumahan dan permukiman untuk bersama-sama membantu pemerintah menyediakan hunian yang layak dan terjangkau sesuai program kerja pemerintah di Kabinet Kerja. Rangkaian kegiatan Munas REI 2016 akan diisi dengan Seminar Nasional dengan narasumber sejumlah Menteri Kabinet Kerja 2016, Gubernur Bank Indonesia (BI) dan Anggota DPR RI.
Munas REI juga akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah terkait kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman.Sebagaimana diwartakan, asosiasi pengusaha yang terhimpun dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) mengemukakan adanya dorongan yang kuat agar dana repatriasi hasil program amnesti pajak dapat disalurkan seoptimal mungkin untuk sektor properti.
"Ada dorongan investasi yang besar di properti sebab tax amnesty ini," kata Sekretaris Jenderal Gapensi Andi Rukman Karumpa, Jumat (18/11).
Apalagi, menurut Andi, terdapat pula optimisme yang tinggi untuk industri properti ke depannya yang diprediksi bakal tumbuh 10-15 persen pada tahun 2017. Meski demikian, Andi mengingatkan agar pemerintah terus menjaga konsistensi serapan anggaran negara agar memperkuat sisi permintaan dan pasokan dari kondisi perekonomian nasional.
Sebelumnya, pengamat sektor properti Ali Tranghanda memperkirakan sektor properti di Tanah Air yang sempat melesu dalam beberapa tahun terakhir akan mulai mengalami titik balik menuju kebangkitan pada Semester II 2016. "Diperkirakan akan ada 'turning point' (titik balik) pada Semester II 2016. Siklus properti sudah berada di titik paling bawah sehingga kemungkinan naiknya bakal lebih besar," kata Ali Tranghanda dalam diskusi "Potensi Dana Repatriasi Amnesti Pajak di Ranah Properti" di Synthesis Square, Jakarta, Kamis (22/9).