Jumat 25 Nov 2016 13:25 WIB

Israel Teruskan Rencana Bangun 500 Pemukiman di Yerusalem Timur

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agus Yulianto
Pemukiman Yahudi Israel di Tepi Barat
Foto: REUTERS
Pemukiman Yahudi Israel di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Di tengah peristiwa kebakaran hebat yang melanda sejumlah wilayah, Pemerintah Israel akan kembali meneruskan rencana membangun 500 pemukiman khusus Yahudi di sekitar Yerusalem Timur. Padahal, wilayah tersebut masih berada di kawasan pendudukan Israel atas tanah Palestina.

Pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah garis hijau yang telah ditetapkan pada 1967 dan wilayah pendudukan memang terus mendapat kecaman dari dunia internasional. Selain dianggap ilegal, pembangunan pemukiman Yahudi itu juga dinilai menjadi penghalang terciptanya perdamaian dan penyelesaian konfil Israel-Palestina.

Amerika Serikat, di bawah Presiden Barrack Obama, memang bersikap menentang langkah Israel tersebut. Namun, di bawah Donald Trump, kebijakan tersebut agaknya bakal berubah. Pasalnya, Trump dinilai bakal mendukung setiap aksi Israel, terutama terkait dengan konflik yang terjadi antara Israel-Palestina.

 

Kini, Israel akan meneruskan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur, yang sempat tertunda sejak 2014. Menurut anggota LSM yang bergerak di bidang penegakan hak-hak Arab dan Israel di Yerusalem, Betty Herschman, tindakan politik Israel ini merupakan langkah pertama usai kemenangan Trump di Pilpres AS.

"Makna politik dari tindakan ini adalah langkah ini menjadi hal pertama yang dipromosikan Israel sejak Pemilu AS," ujar Herschman seperti dikutip The Independent, Jumat (25/11).

Rencananya, pemerintah Israel akan membangun 500 unit pemukiman khusus Yahudi di Ramat Shlomo, sebuah kawasan di Yerusalem Timur yang didiami sekitar 20 ribu orang. Pembangunan pemukiman ini pun telah diketahui oleh Pemerintah Kota Yerusalem.

Pada awal November lalu, Kepala Komite Rencana Tata Ruang Pemerintah Kota Yerusalem, Meir Tarjeman, mengungkapkan, pihaknya memang telah mempelajari dan siap memberikan izin pembangunan ratusan pemukiman tersebut. Kendati begitu, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian di Timur Tengah, Nickolay Mladenov, menilai, pembangunan pemukiman Yahudi itu justru cenderung meningkatkan tensi antara Israel dan Palestina.

"Situasi di lapangan terus berubah dan sangar berbahaya. Israel begitu berani mendukung dan melanjutkan rencana pembangunan pemukiman tersebut. Ini akan menimbulkan perpecahan dengan Palestina. Selain itu, prospek masa depan negara Palestina tentu akan berada di bawah ancaman, tidak seperti sebelumnya," tutur Mladenov.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement