REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Solidaritas untuk Muslim Rohingya, dilaksanakandi depan Kedubes Myanmar. Aksi tersebut menyatakan tuntutan-tuntutan terkait pembantaian Muslim Rohingya, Jumat (25/11).
Koordinator Lapangan Aksi, Julkifli L Ali menyatakan, aksi solidaritas tersebut menuntut Kedubes Myanmar untuk menghentikan perbuatan keji dan tidak manusiawi dan segera mengambil tindakan jaminan keamanan dan kehidupan yang layak bagi Rohingya. Dia mengatakan, selain mendesak Myanmar, massa aksi juga meminta komitmen PBB agar segera mengawal pemerintahan Myanmar terhadap genosida terhadap Rohingya.
"Kami juga meminta pengadilan Internasional untuk mengusut kejahatan yang dilakukan pemerintah Myanmar terhadap muslim di Rohingya," katanya. Lebih lanjut, massa aksi juga mendesak pemerintah Republik Indonesia agar berperan aktif dalam penyelesaian kejahatan kemanusiaan di Myanmar.
Dari pemantauan Republika, selepas shalat Jumat, massa aksi solidaritas untuk Rohingya kian bertambah. Karena itu, untuk mengantisipasi keamanan di sekitar Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar, pihak Kepolisian memasang kawat berduri di sekitar pintu gerbang Kedubes Myanmar.
Wakil Rektor Universitas Ibn Khaldun yang juga ikut dalam aksi, Gamiri Sutrisna mengatakan, massa aksi akan banyak bertambah selepas shalat Jumat selesai. "Bisa jadi dua ribuan orang," katanya.
Kawat berduri mulai dipasang sesaat setelah shalat Jumat selesai. Terlihat pula blokade barisan polwan berjilbab dan satu unit water canon di sekitar area aksi.