Jumat 25 Nov 2016 14:08 WIB

PBNU Kenang Kecintaan KH Hasyim Asy'ari kepada Tanah Air

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari.
Foto: NU
Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar tahlil akbar untuk pendiri NU dan pahlawan nasional RI, Kamis (24/11) malam. Namun, cerita tentang KH Hasyim Asy'ari dan Indonesia tampak begitu membius jamaah yang menghadiri tahlil.

Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, memberikan tausiyah dengan menceritakan sepenggal kisah KH Hasyim Asy'ari, yang memang memiliki keinginan besar untuk memerdekakan Indonesia. Bahkan, ia menekankan, kalau itu merupakan agenda besar kepulangannya ke Indonesia, setelah menimba ilmu di Tanah Suci.

Dia menerangkan, agenda besar itu adalah menyatukan Islam dan nasionalisme, yang dimaksudkan sebagai kekuatan Indonesia melawan penjajah. Bahkan, lanjut Said Aqil, kisah itu sempat dituliskan seorang wartawan dari Arab Saudi, dan menjadi bukti kecintaan KH Hasyim Asy'ari kepada Indonesia.

"KH Hasyim Asy'ari merupakan orang pertama yang meletakkan dasar kemerdekaan Indonesia," kata Said Aqil, Kamis (24/11) malam.

Selain itu, Said Aqil mengingatkan, KH Hasyim Asy'ari adalah satu-satunya ulama dunia yang tegaskan bela Tanah Air bagian dari iman kepada Allah SWT. Ia menilai, itu karena Islam tanpa nasionalisme bisa berujung ekstrim, radikal dan terorisme, sedangkan nasionalisme tanpa Islam liar dan kering.

Menurut Said Aqil, tata letak masjid yang selalu berdampingan dengan alun-alun dan pendopo (pusat pemerintahan), ikut jadi bukti Islam Indonesia memang dekat dengan nasionalisme. Maka itu, ia mengajak umat Islam di Indonesia meneruskan warisan KH Hasyim Asy'ari, yaitu mencintai Tanah Air Indonesia. "Sempurnakan iman dengan siap berkorban untuk Tanah Air," ujar Said Aqil.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement