REPUBLIKA.CO.ID, HARMANLI -- Bulgaria akan memindahkan para migran yang bentrok dengan polisi ke penampungan tertutup dan berharap menyerahkan beberapa di antaranya ke negara asal mereka, Afghanistan bulan depan, kata Perdana Menteri Boiko Borisov, Jumat (25/11).
Lebih dari 400 pencari suaka marah karena dikurung di penampungan di kota Selatan, Harmanli di dekat perbatasan Turki karena kekhawatiran menyangkut kesehatan, bentrok dengan polisi antihuru-hara pada Kamis malam. Polisi menggunakan meriam air dan peluru karet untuk meredakan kerusuhan.
Menurut kementerian dalam negeri, 24 petugas mengalami luka dalam kerusuhan dan tiga migran mencari pertolongan medis setelah insiden itu. Kantor kejaksaan mengatakan mendakwa 18 migran atas kerusuhan dan melakukan penyelidikan terhadap para petugas kepolisian karena melukai dua migran saat bentrokan terjadi.
Pada Jumat, di kamp pengungsi terbesar di Bulgaria yang menampung 3.000 pencari suaka itu, jendela-jendela berada dalam keadaan pecah, tempat-tempat sampah terbalik dan puing-puing berserakan. Kamp dijaga ketat oleh sekitar 250 personel kepolisian antihuru-hara.
Sementara itu, kementerian pertahanan mengatakan sedang mengerahkan 60 personel tentara angkatan darat untuk membantu kepolisian mencegah kemungkinan peningkatan kekerasan. "Saya sangat khawatir... Kita lihat sendiri, tidak ada (kaca) jendela yang tidak pecah. Orang-orang yang melakukan aksi vandalisme ini akan diadili," kata Borisov.
"Berdasarkan kesepakatan antara Uni Eropa dan Afghanistan, kami telah meminta agar pada awal Desember pesawat sudah mulai membawa orang-orang ini ke sana (Afghanistan). Sisanya, yang telah bertindak brutal dan melanggar ketertiban umum, akan dipindahkan ke kamp-kamp tertutup," ungkap Borisov kepada para wartawan.
Sudah lebih dari satu juta migran dan pengungsi memasuki Uni Eropa dalam 15 bulan terakhir ini. Sebagian besar dari mereka mengungsikan diri dari konflik-konflik di Afghanistan, Suriah dan Irak. Sejumlah di antaranya telah memasuki Bulgaria dari Turki dengan harapan bisa mencapai negara-negara kaya Eropa Barat untuk ditinggali dan memulai hidup baru.