REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Syaiful Hidayat mengungkapkan meskipun sering mendapatkan penolakan saat kampanye blusukan, dirinya berusaha untuk terus bersabar.
"Dihadang berapa kalipun kami sabar, karena kami taat hukum. Tapi, sabar itu juga ada batasnya. Melawannya lewat proses hukum biar pak Polisi, Panwaslu, Bawaslu dan Jaksa yang menyelesaikannya," ujarnya saat kampanye blusukan di Jalan Swasembada Barat, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (26/11).
Menurut Djarot, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 salah satu cara memberikan pendidikan politik bagi para warga yang tidak mengerti aturan hukum. "Dengan Pilkada, kita bisa mendewasakan proses demokrasi," katanya.
Djarot pun berpesan kepada para pendukungnya untuk tidak melakukan penolakan bila ada pasangan calon lain datang ke wilayah mereka. "Ibu-ibu, bapak-bapak di sini, siapapun boleh datang jangan dihadang ya, meskipun di sini pendukung Basuki Djarot, tidak boleh ya pasangan lain ditolak. Semua punya hak yang sama. Jangan disakiti jangan diganggu," pesan Djarot.
Sebelumnya, Djarot kembali ditolak warga saat blusukan ke Jalan Administrasi II RT 009/012 Kelurahan Petamburan Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).
Karena penghadangan di Jalan Administrasi, Djarot akhirnya balik kanan masuk ke Jalan Administrasi II Negara I. Dia melanjutkan blusukan ke kawasan pemukiman warga kemudian tembus ke Jalan Penjernihan 1, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.