Sabtu 26 Nov 2016 16:43 WIB

Ahok, Skisma Akar Rumput dan Elite: Retakan Umat di Jalan Tengah

Sejumlah orang makan bersama ala pesanten saat peringatan Hari Santri 2016 di Magetan, Jawa Timur, Sabtu (22/10). Ribuan santri mengikuti istighatsah dan apel dilanjutkan makan bersama beralaskan daun pisang untuk memperingati hari santri.
Foto: Antara/Siswowidodo
Sejumlah orang makan bersama ala pesanten saat peringatan Hari Santri 2016 di Magetan, Jawa Timur, Sabtu (22/10). Ribuan santri mengikuti istighatsah dan apel dilanjutkan makan bersama beralaskan daun pisang untuk memperingati hari santri.

Ahok, Skisma Akar Rumput dan Elite: Retakan Umat di Jalan Tengah

Oleh: Fitriyan Zamzami, Jurnalis Republika

============

Awal pekan ini, saya dapat telepon dari seorang Pak Lik saya di Demak, Jawa Tengah. Yang bersangkutan, namanya Mulyani M Noor, kebetulan juga mantan ketua LP Ma’arif NU Jawa Tengah. Saat ini, beliau adalah Ketua Dewan Pembina Persatuan Guru NU Demak. Ia mengizinkan saya menuliskan percakapan tersebut.

“Saya baru saja ditelepon pejabat dari Jakarta, Yan…” kata dia memulai pembicaraan. Ia kemudian menuturkan, pejabat bersangkutan menanyainya soal sentimen akar rumput NU terkait kondisi politik belakangan.

“Saya jawab, yang simpatik dengan Habib Rizieq (Rizieq Shihab, imam FPI) tambah banyak sekarang,” kata Pak Mul, sapaan akrab saya terhadapnya.

Menurut Pak Mul, tak hanya di Demak, sentimen serupa juga menguar di berbagai daerah basis NU di Jawa, dan barangkali di daerah-daerah lain. Saya tak heran, karena dalam aksi menuntut pemidanaan Basuki Tjahaja Purnama pada 4 November lalu, dengan mata kepala sendiri melihat banyak spanduk dari Madura, salah satu basis terkuat NU, ikut dikibarkan.

Sekecil apapun skala perubahan sikap di akar rumput ini, ia adalah fenomena yang tak biasa. Ingat, pada 2008 Rizieq Shihab sempat memicu kemarahan banyak sekali Nahdliyin karena komentar yang dinilai melecehkan soal Almarhum Abdurrahman Wahid (semoga Allah merahmatinya). Bahkan pada 2014, Riziek sempat diancam tak boleh ceramah di Demak oleh Banser dan Anshor setempat.

Belakangan, menurut Pak Mul, Rizieq kian dapat legitimasi sebagai pemegang peran lain. “Banyak yang melihat Habib Rizieq sebagai bagian nahi munkar dari (garis paham) NU,” kata Pak Mul. Buat yang awam, ‘nahi munkar’ yang artian lepasnya ‘mencegah kejahatan’ adalah sisi sebelah dari prinsip dakwah Islam. Yang satunya adalah ‘amar ma’ruf’ atau ‘mengajak ke kebaikan’.

Rizieq memang tak sedemikian jauh alirannya dari para Nahdliyin. Mereka sama-sama berangkat dari garis mahzab Sunni Safiiyah dengan akidah Asy’ariyah. Mahzab dan akidah itu adalah pilar utama Islam Nusantara yang dikampanyekan NU. Rizieq Shihab juga bolak-balik terekam mengritik aliran Syiah dan Wahabi sekaligus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement