Sabtu 26 Nov 2016 20:18 WIB

Pengelola Air Terjun Benang Kelambu Butuh TPA

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham
Ilustrasi tempat pembuangan akhir (TPA).
Ilustrasi tempat pembuangan akhir (TPA).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Organisasi lokal yang secara mandiri mengelola kawasan Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, mengharapkan dukungan pemerintah dalam perbaikan jalan dan sejumlah fasilitas umum. Toilet dan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah menjadi kebutuhan mendesak tempat wisata tersebut.

Seorang pengelola kawasan wisata ini, Amir (30 tahun) mengatakan, selama ini masyarakat sekitar bahu membahu dalam membangun kawasan tersebut agar menarik minat para wisatawan. Persoalan utama yang dihadapi ialah permasalahan sampah. "Masalah yang sampai sekarang itu sampah. Tidak ada tempat pembuangan akhir (TPA)," katanya di kawasan air terjun tersebut, Sabtu (26/11).

Ia menerangkan, pengelola wisata telah memberlakukan jadwal kepada setiap anggota untuk membersihkan objek wisata dari sampah dua kali dalam sepekan. "Kita jamin bersih, tapi setelah kita angkut sampah dari dalam, kami taruh di mana, akhirnya tertumpuk di sini, kadang kita bakar atau ditimbun," paparnya.

Pihaknya sudah berkali-kali mengusulkan agar ada TPA, namun belum mendapatkan jawaban. Dia berharap, pemerintah setempat segera menindaklanjui persoalan ini agar dua air terjun yang ada nyaman dan indah untuk dikunjungi wisatawan.

Selain itu, mereka membutuhkan akses jalan diperbaiki. "Sama fasilitas umum yang kita butuhkan seperti toilet," ucapnya.

Saat Republika.co.id berkunjung ke kawasan ini, nampak perbaikan jalan sedang dilakukan dari Jalan Raya Mantang menuju Pasar Teratak sepanjang 4,5 Km. Dari Pasar Teratak, dibutuhkan perjalanan sekitar 6,5 Km untuk sampai di lokasi tersebut. Jarak total tempuh dari Kota Mataram menuju kawasan ini sekitar setengah jam.

Demi kemajuan pariwisata di kawasan ini, masyarakat sekitar yang terdiri atas para pelaku usaha kuliner, pemandu wisata, dan ojek sepakat mendirikan Community Based Tourism Organization yang merupakan konsep pengembangan destinasi wisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal. Pemberdayaan masyarakat terbukti memberikan peluang untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar dan langkah efektif agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif.

"Kita mengelola keuangan, memberdayakan masyarakat lokal, dan juga untuk melihara alam," lanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement