REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ada yang berbeda di Sabtu (26/11) siang. Tiga orang siswa madrasah nongol di salah satu layar televisi swasta nasional karena prestasinya dijadikan topik perbincangan. Bersama mereka, orang yang paling bertanggung jawab untuk memajukan madrasah, yaitu Menteri Agama.
Mereka bertiga adalah Alin Azkannuha (Azka), Dafa Maheswara Wiryawan (Dafa), dan Ayatul Marifah (Aya). Azka saat ini tercatat sebagai siswa MTs Tahfidz Yanbuul Quran Menawan Kudus. Dafa adalah siswa MAN 4 Jakarta. Sedangkan Aya belajar di MA UIN Yogyakarta.
Di hadapan Menag, ketiganya fasih berkisah tentang prestasi yang diraihnya selama belajar di madrasah. Azka misalnya, bersama dua teman MTs-nya (Nasim dan Faqih), mereka mampu menciptakan sebuah alat penetralisir asap rokok, menjadi oksigen yang bisa dihirup lagi. Alat itu mereka ciptakan di sela-sela menjalankan kewajiban mereka di pondok untuk menghafal Al-Quran.
"Alat ini, kami ciptakan tahun lalu dan menang saat lomba di Bali yang diikuti lebih dari 1.000 peserta. Kami namakan Tifanter Twenty Five. Alat ini bisa diimplementasikan di smooking area, asap yang tersedot akan difilter dan kemudian menjadi oksigen yang bisa dihirup," ujar Azka yang sekarang sudah berhasil menghafal 30 juz Alquran.
Prestasi Dafa juga tidak kalah hebat. Siswa yang kini duduk di kelas 10 MAN 4 Jakarta ini sudah lebih dari sepuluh kali menjadi juara, dari juara ketiga hingga pertama, di bidang robotik.
"Untuk juara pertamatingkat nasional 3 kali dan juara pertamatingkat internasional 3 kali juga. Terakhir, Agustus lalu, saat saya juara Lomba Robotik di Korea Selatan, katagori coding mission, yakni memprogram sebuah robot untuk mendapatkan point terbanyak dan tercepat, dengan cara mengikuti garis instruksi," ujarnya.
Pada lomba yang diikuti lebih dari 15 negara, antara lain: Israel, Russia, China, Singapura, Malaysia, Amerika, dan Korea Selatan selaku tuan rumah, sulung dari dua saudara ini berhasil meraih juara ketiga, katagori Robot Kreatif. Pada katagori ini, Dafa harus membuat robot dari kit-kit yang telah disediakan.
Siswa berprestasi lainnya adalah Aya. Dara cantik asal Magelang ini, konsen di karya ilmiah. Beberapa kali, sulung dari dua bersaudara ini menang lomba karya ilmiah.
"Saya pernah juara karya tulis ilmiah di Padang, di Atmajaya, dan UGM. Pernah juga memenangi punilisan esai tingkatnasional yang diselenggarakan oleh Kemendikbud," terangnya.
Tidak hanya menulis dan meneliti, bersama dua temannya, Aya juga berhasil menciptakan ‘Susah Bisu atau Tisu Basah Kubis Ungu’. Menurutnya, dalam kubis, ada Zat Antosianin. Zat ini bisa mendeteksi makanan, apakah mengandung boraks dan formalin, ataukah tidak.
"Cara kerjanya, meletakkan makanan di atas tissu, beberapa detik kemudian, Zat Antosianin akan bereaksi dengan boraks dan formalin. Jika makanan tersebut mengandung formalin, maka tissu akan berubah menjadi pink, namun jika mengandung boraks, maka tissu akan berwarna biru keunguan," terangnya.
Menag Lukman mengaku, bahagia dan bangga dengan prestasi madrasah. Apalagi hasil temuan dan kreativitas merekasangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai apresiasi, Menag memberikan hadiah berupa laptop kepada mereka.
Pada 3 - 5 tahun terakhir, kata Menag, madrasah terus maju dan berkembang. "Madrasah kini tidak lagi menjadi lembaga pendidikan alternatif, tapi menjadi pilihan utama orang tua," ujarnya.