REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan keanggunan dan keelokan ikan pari manta mempunyai daya tarik yang besar bagi penyelam dan berpotensi sebagai aset penting dalam pengembangan wisata bahari di Indonesia.
"Apabila dilihat dari sisi ekonomi, model pemanfaatan pari manta melalui kegiatan wisata bahari bisa menjadi alternatif yang menjanjikan," kata Susi Pudjiastuti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (26/11).
Menurut Susi, aktivitas pariwisata bahari berbasis Pari Manta yang berkembang akan memberikan manfaat secara ekonomi tidak hanya kepada pelaku wisata, namun juga bagi masyarakat nelayan.
Berdasarkan studi yang dilakukan pada 2013, Indonesia memiliki pariwisata berbasis manta terbesar ketiga di dunia, dengan estimasi nilai total tahunannya mencapai 15 juta dolar AS.
Di Taman Wisata Perairan (TWP) Nusa Penida Kabupaten Klungkung-Bali misalnya, setiap ekor Pari Manta apabila dibiarkan hidup hingga 40 tahun dapat berkontribusi hingga Rp 9,75 miliar melalui wisata bahari.
Di lain sisi, Indonesia merupakan salah satu dari sedikit wilayah di dunia ini yang memiliki dua jenis spesies manta yaitu pari manta karang (Manta alfredi) dan pari manta oseanik (Manta birostris) yang dapat menjadi daya tarik wisata.
Pari manta merupakan ikan pari terbesar dan kharismatik di dunia dengan bentang sayap mencapai 7 meter, tidak berbahaya, dan tidak memiliki racun yang membuat ekornya berbahaya.