REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Jakarta Unfair yang bercerita mengenai penggusuran terpaksa dilarang pemutarannya oleh Unit Pengelola Teknis (UPT) Taman Ismail Marzuki (TIM). Padahal film yang mengambil setting di Tangerang dan Jakarta ini besok akan ditayangkan di Jepang.
Hal ini diungkapkan oleh Sutradara Film Jakarta Unfair, Dhuha Ramadani. "Esok, untuk pertama kalinya Jakarta Unfair akan memijakan kaki di Universitas Kyoto di Jepang dan memulai perjalanan lintas negara membawa misi untuk merangsang kesadaran akan isu perebutan ruang dan hak atas kota. Sementara di tanah kelahirannya, hari ini Jakarta Unfair dilarang diputar," ujarnya dalam keterangan resmi 16 mahasiswa pembuat film ini.
Selain itu, menjelang satu bulan pascarilis pada 28 Oktober 2016 di Bukit Duri, Jakarta Selatan, film Jakarta Unfair telah tayang hampir di 30 lokasi di seluruh Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bandung, Semarang, Makassar, Surakarta, Yogyakarta dan Lampung. Lokasinya beragam, mulai dari angkringan, cafe, kampus, sekolah, galeri, hingga balai warga dan sudut-sudut kampung yang terancam dan terdampak penggusuran.
"Warga, mahasiswa dan aktivis berinisiatif bergotong royong secara swadaya membentangkan layar untuk menengok realitas yang selama ini nihil di media arus utama," ungkapnya.
Apresiasi setinggi-tingginya perlu kita sampaikan kepada panitia penyelenggara 10th Documentary Days yang telah berinisiatif melakukan pemutaran film dokumenter secara rutin tiap tahunnya, salah satunya Jakarta Unfair. Sayangnya pemutaran film tersebut dibatalkan sepihak. Dan keputusannya baru didapat hari ini.