REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Petugas Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan sebagian dari 76 jiwa pengungsi di Gedung Serbaguna, Kelurahan Ledokwetan, Kecamatan Kota terserang penyakit gatal-gatal.
"Dari 76 jiwa pengungsi di Gedung Serbaguna yang berobat 23 pengungsi, di antaranya sebanyak 13 pengungsi mengeluh gatal-gatal," kata petugas Posko Kesehatan Dinkes Bojonegoro Nurul Hidayati, di lokasi pengungsian Gedung Serbaguna, Sabtu (26/11).
Penyakit gatal-gatal yang dikeluhkan pengungsi itu, katanya, hampir semuanya penyakit gatal-gatal di kaki yang biasa disebut "rangen" (kutu air). "Penyebabnya ya terkena air Sungai Bengawan Solo yang kotor," ujarnya lagi.
Menurut dia, pasien itu memperoleh obat salep 24 yang biasa dimanfaatkan untuk mengobati gatal-gatal pada kulit. Keluhan pengungsi lainnya yang berobat adalah pusing, pegal-pegal, dan kelelahan. "Kami menyiapkan berbagai macam obat tidak hanya obat gatal-gatal, tetapi juga obat untuk pusing, dan obat lainnya seperti untuk menurunkan darah tinggi dan vitamin," ujarnya menambahkan.
Kepala Disnakertransos Bojonegoro Adi Witjaksono menjelaskan Dinkes setempat juga membuka posko kesehatan untuk melayani pengungsi korban banjir Bengawan Solo di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota. Di Kelurahan Ledokkulon, lanjut dia, ditempatkan posko kesehatan karena di lokasi ini biasanya menjadi titik lokasi pengungsi korban banjir Bengawan Solo.
"Pengungsi yang berobat di posko kesehatan tidak dipungut biaya," ujar dia.