REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Meninggalnya pemimpin kharismatik Kuba, Fidel Castro, mendapat respons dari para tokoh dunia, termasuk presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Melalui akun Twitter-nya, ia menulis, “Fidel Castro is dead!”. BBC melaporkan, Sabtu (26/11), pengganti Barack Obama itu menyebut mendiang sebagai sosok diktator yang kejam.
Karena itu, Trump berharap, rakyat Kuba dapat menikmati kebebasan sepenuhnya setelah Fidel Castro tutup usia pada 90 tahun.
Sebagai informasi, Fidel Castro mencapai kekuasaannya pada 1959. Melalui revolusi komunis, ia sukses menggulingkan kekuasaan militer Kuba di bawah Fulgencio Batista.
Kepemimpinan Fidel Castro menuai dukungan luas rakyat Kuba. Lantaran cemas pengaruh komunisme, ratusan kali badan intelejen AS mengupayakan plot untuk membunuhnya. Namun, selalu gagal.
Hubungan AS-Kuba memanas selama Perang Dingin bergulir. Setelah Uni Soviet runtuh pada 1991, negara yang terletak persis di selatan AS itu tetap memegang asas komunisme. Lebih dari 50 tahun lamanya Kuba diembargo AS.
Pada 2006, Fidel Castro mentransfer kekuasaan kepada saudaranya, Raul Castro, dengan alasan kesehatan. Kendati begitu, ia masih memegang pengaruh nasional.
Pada 2015, Negeri Paman Sam di bawah Barack Obama memulai pemulihan hubungan dengan Kuba. Kebijakan ini ditentang keras kalangan oposisi, termasuk Donald Trump yang pada Januari mendatang akan disumpah sebagai presiden AS berikutnya.