REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Densus 88 mengamankan dua terduga teroris jaringan Majalengka dalam dua hari ini. Dua terduga teroris tersebut yakni Bahrain Agam dan Syaiful Bahri alias Abu Syifa.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, Agam ditanggap di Desa Blang Tarakan, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara pada Sabtu (26/11) kemarin. Agam diamankan sekitar pukul 10.30 WIB dan langsung diterbangkan ke Jakarta guna melakukan pemeriksaan oleh Densus 88.
Selain Rio Priatna Wibowo (RPW) yang ahli dalam merakit bahan-bahan pembuatan peledak, ternyata Agam juga berperan dalam menuangkan ide untuk pembuatan bon serta memberikan modal Rp 7 juta untuk membeli bahan-bahan peledak. "Kemudian baru tadi pagi jam 10.00 WIB di Serang Banten diamankan AS (Abu Syifa)," ujar Boy saat dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (27/11).
AS berperan dalam pembuatan laboratorium di kediaman RPW di lereng gunung di Majalengka. Yang mana hasil dari penjualan bahan-bahan peledak dari laboratorium tersebut, akan diberikan untuk kegiatan-kegiatan amaliyah mereka.
"Dia juga turut merencanakan pengeboman di gedung DPR RI, Mabes Polri, kedutaan Myanmar, dan Stasiun TV swasta," ujar Boy.
Kedua terduga teroris ini sedang dalam pemeriksaan intensiv. Dan yang pasti tambahnya keduanya sama seperti RPW yakni jaringan teroris Jamaah Anshorut Daulah yang berafiliasi dengan Bahrun Naim di Syiriah.
Sebelumnya Densus 88 mengamankan RPW lebih dulu pada (23/11) lalu. RPW diamankan sebelum berhasil menjual bahan peledak kepada beberapa pesan yang tersebar di Jawa Timur, Sumatera maupun Nusa Tenggara.
RPW memiliki keahlian tersebut didukung dari hobinya. Selain itu mendapatkan sokongan juga melalui buku elektronik cara pembuatan bom yang dikirimkan Bahrun Naim dari Syiriah.