Ahad 27 Nov 2016 14:51 WIB

BPBD Kota Tasik Upayakan Atasi Pendangkalan Sungai

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Pendangkalan Sungai (ilustrasi).
Foto: Republika/ Wihdan
Pendangkalan Sungai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Banjir sempat merendam sejumlah wilayah di Kota Tasik pada Sabtu, (26/11) sore dengan ketinggian bervariasi. Guna mencegah terjadinya banjir susulan, Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasik ingin mengatasi pendangkalan sungai supaya aliran air tak terhambat.

Kepala BPBD Kota Tasik Sony Sudrajat mengatakan genangan air sempat menggenangi sejumlah jalan protokol dan RSUD dr. Soekardjo kemarin. Beruntung kejadian itu tak berlangsung lama hanya sekitar satu jam. Ia menilai genangan air terjadi akibat tingginya intensitas hujan. Selain itu, ia mengakui terjadinya pendangkalan di aliran Sungai Cimulu dan Sungai Cihieung turut memperparah genangan karena menyebabkan luapan.

"Intensitas hujan kemarin tinggi hingga aliran Sungai Cimulu dan Sungai Cihieung meluap. Akibatnya memang muncul genangan di sejumlah jalan protokol dan ini paling parah di rumah sakit dan sekitarnya," katanya.

Dia meminta dinas yang bertanggungjawab atas aliran sungai dan gorong-gorong agar melakukan perbaikan. Ia juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai untuk menjaga kebersihan. Apalagi ia mengingatkan musim hujan masih akan terjadi hingga bulan Desember nanti.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi disertai petir sejak pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB kemarin menyebabkan genangan di jalan protokol seperti jalan KH Zaenal Mustofa, Empang, Saptamarga, Siliwangi dan SL Tobing dengan ketinggian bervariasi dari semata kaki hingga setinggi badan orang dewasa. Adapun genangan di RSUD melanda ruangan Poli, ruangan bayi, ruang 5, 6, dan ruang arsip. Untuk pantauan hari ini, genangan sudah surut total dan kegiatan masyarakat telah berangsur normal.

Wakil Direktur RSUD dr Soekarjo, Suherman menjelaskan pasien di ruang 5 sempat dipindahkan ke ruang lainnya akibat genangan air. Tetapi pasien dari ruang 6 tak bisa dipindah lantaran terkendala minimnya ruangan kosong. Meski begitu, ia memastikan banjir tak menjadi halangan melayani pasien yang datang. Sebab kemarin ada pembagian tugas antara petugas pelayanan kesehatan dan petugas pembersih.

"Ini banjir terburuk kalau dibandingkan dengan banjir pada 2010 lalu soalnya sungai luapan air Sungai Cihideung dan Cimulu sampai menggenangi rumah sakit," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement