Ahad 27 Nov 2016 16:40 WIB

Trump Kecam Penghitungan Ulang Suara Pemilu AS di Wisconsin

Rep: Puti Almas/ Red: Agus Yulianto
Presiden AS terpilih, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS terpilih, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam dilakukannya penghitungan ulang suara pemilu di Wisconsin. Dia mengatakan, dilakukannya hal itu adalah bukti terjadinya upaya penipuan dari orang-orang yang berada di salah satu negara bagian tersebut.

Miliarder itu mengatakan, sudah seharusnya hasil pemilu AS yang digelar 8 November lalu dan menyatakan dirinya sebagai pemenang dihormati. Tidak boleh seorangpun yang melecehkan, karena itu adalah keputusan sah dari banyak warga di negeri Paman Sam itu. "Orang-orang telah berbicara dan pemilu telah berakhir," ujar Trump, dilansir BBC, Ahad (27/11).

Penghitungan ulang hasil pemilu AS di Wisconsin digagas pertama kali oleh calon presiden dari Partai Hijau, Jill Stein. Di negara bagian itu, Trump unggul dengan jumlah suara yang tipis dibandingkan dengan riivalnya, kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Hasil tak resmi pemilu di Wisconsin menunjukkan, Trump menang hanya dengan keunggulan 27 ribu suara, Trump mendapatkan suara dengan total 47,9 persen dan Clinton 46,9 persen. Dalam tujuh pilpres sebelumnya, di negara bagian ini, selalu dimenangkan oleh kandidat Partai Demokrat.

Stein mengatakan, telah mengumpulkan dana untuk membiayai penghitungan ulang suara di Wisconsin. Ia mengatakan, jaminan integritas sistem voting di AS harus ada karena kekhawatiran peretasan.

Dewan pemilu Wisconsin juga menyetujui dilakukannya hal itu pada Jumat (25/11) lalu. Stein telah membayar sejumlah biaya yang cukup. Namun, untuk melakukan penghitungan ulang di dua negara bagian lainnya, dia harus kembali mengumpulkan jutaan dolar.

Situs yang dimiliki Stein menulis, menargetkan pengumpulan dana sebesar 7 juta dolar AS agar penghitungan suara dapat dilakukan juga di Pennsylvania. Saat ini, jumlah uang yang terkumpul telah mendekati target, yaitu mencapai sebesar 6 juta dolar AS.

Menurut Trump, Stein melakukan penipuan untuk mengisi pundi-pundi keuangannya. Ia disebut berdalih meminta sumbangan kepada banyak pihak untuk mengadakan penghitungan ulang.

Selain di Wisconsin, Stein juga mengatakan sebaiknya penghitungan ulang hasil pemlu juga dilakukan di dua negara bagian AS lainnya yaitu Michigan dan Pennsylvania. Di sana, Trump juga unggul dengan jumlah suara yang tipis dibandingkan Clinton.

Ia menekankan, tak pernah bermaksud melakukan penipuan apapun seperti tuduhan Trump. Namun, Stein menilai diperlukan kepastian dan pembuktian dari proses pemilu yang aman dan menguntungkan bagi semua warga AS. "Inti dari hal ini dilakukan adalah kami semua warga AS ingin kepastian proses pemilu berjalan aman," kata Stein.

Tim Clinton bergabung

Tim kampanye Clinton mengatakan, akan bergabung dalam penghitungan ulang pemilu Amerika Serikat (AS) di Wisconsin. Pihaknya juga hendak melakukan tinjauan ekstensif dari hasil pemilihan dan mencari kemungkinan proses pemungutan suara telah 'dirusak' atau disabotase.

"Belum ada bukti untuk menyimpulkan pemilu AS telah disabotase, namun kami memiliki kewajiban kepada lebih dari 64 juta warga AS yang memberi suara untuk Clinton dengan ikut berpartisipasi dalam penghitungan suara ini," ujar penasihat umum kampanye Clinton, Marc Elias. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement