REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kematian Pemimpin Revolusi Kuba Fidel Castro membuat warga Kuba khawatir akan hubungan Kuba dengan Amerika Serikat. Warga Kuba khawatir Presiden terpilih Amerika Donald Trump akan menutup pintu bagi Kuba, dtermasuk kerja sama perdagangan dan wisata.
Seorang pedagang bunga, Yaneisi Lara (36 tahun) mengatakan dengan meninggalnya Sang Komandan ia khawatir masa depan Kuba-Amerika. "Apalagi melihat cara berpikir dan bersikap Trump," katanya, Ahad (27/11).
Trump, ujar Lara, bisa memblokir apa pun yang telah Obama buka. Selama ini Obama telah berusaha mendekatkan Kuba dan Amerika.
Bahkan Lara mengaku, sebenarnya ia sedang berpikir untuk pindah ke Amerika. Namun Trump selama ini memang tak ingin ada migran lagi yang datang ke Amerika.
Trump pernah mengatakan, jika ia terpilih sebagai Presiden Amerika ia akan menutup kembali hubungan Kuba-Amerika yang baru saja dibuka kembali oleh Obama. Ia bisa menutup dan menarik Duta Besar Amerika dari Havana, Kuba.
Penasehat Senior Trump, Kellyanne Conway mengatakan belum ada keputusan apa pun. Staf Trump, Reince Priebus mengatakan, Trump akan meminta Kuba memberikan kebebasan politik yang lebih banyak kepada rakyat Kuba. Jika ini tak terjadi, ia bisa memutar balik apa yang telah dilakukan Obama.