Senin 28 Nov 2016 11:38 WIB

Meraup Untung dari Pusat Kuliner Unggulan Indonesia di Kota Melbourne

Restoran Jokamz menyajikan menu Indonesia khas Indonesia di Melbourne, Australia.
Foto: Republika/A Syalaby Ichsan
Restoran Jokamz menyajikan menu Indonesia khas Indonesia di Melbourne, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia sangat populer di mata warga Australia. Warga Negeri Kanguru, sangat menikmati keramahan dan tentu masakan khas Indonesia.

Hal ini menimbulkan sebuah ide di benak Wiraguna Soenan Haniman, warga Indonesia yang tinggal di Melbourne, Australia. Wiraguna pun mendirikan restoran Jokamz yang menyajikan makanan khas Nusantara plus pelayan berlogat Jawa akhir 2014.

Wiraguna pun menyesuaikan restoran dengan gaya khas Indonesia, meski soal rasa tetap diatur pas dengan lidah Aussie. Namun, kepada wartawan Republika, Achmad Syalaby Ichsan, ia mengaku siap merugi demi kelangsungan usaha kulinernya.

Di resto mini itu, rasa rindu warga Indonesia di Kota Melbourne, Victoria, Australia, bisa terobati. Etalase yang memajang Teh Kotak, Kecap Bango hingga Saus ABC menjadi pemandangan ala warung makan di Tanah Air. Belum lagi menunya, resto bernama Jokamz itu menonjolkan makanan-makanan unggulan Nusantara, mulai dari rendang, terong balado, iga bakar, nasi goreng, hingga bakwan. 

Tidak hanya itu, Jokamz pun memiliki para pelayan yang memiliki logat jawa yang kental. Keberadaan mereka kian mengentalkan nuansa Nusantara di resto ini. Alhasil, kekhasan menu di Jokamz tidak hanya dinikmati warga Indonesia. Warga Australia yang rindu kenangannya berlibur di Indonesia juga menikmati makanan di Jokamz. 

Wiraguna Soenan Haniman mendirikan Jokamz sejak Desember 2014. Soenan tertarik berbisnis restoran karena menyadari besarnya minat warga Australia terhadap makanan Indonesia. "Kita targetnya justru orang bule," kata Soenan saat berbincang dengan Republika di restonya yang terletak di Jalan Cardiff, Melbourne, Australia, baru-baru ini. 

Dia menjelaskan, Indonesia sangat populer di mata orang Australia. Mereka terbiasa menghabiskan waktu liburan di Nusantara. "Bali is the most cheapest holiday for them," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement