REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY mengusulkan empat konsep angkutan darat yang bisa digunakan untuk menghubungkan moda transportasi darat ke bandara baru Yogyakarta di Kulonprogo.
Ketua Organisasi Angkutan Darat Daerah Istimewa Yogyakarta, Agus Andriyanto, mengatakan, usulan konsep angkutan darat menuju bandara tersebut saat ini tengah digodog dan akan diusulkan ke Guburnur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Secara umum Organda sangat mendukung bandara baru ini dan kita siap melayani transportasi daratnya," ujarnya, Ahad (27/11).
Konsep angkutan darat ini pertama adalah moda transportasi taksi. Taksi ini menurutnya jelas ada karena taksi adalah pelayanan yang paling fleksibel, yang bisa door to door dan cukup privasi.
Transportasi kedua adalah pemandu moda (bus airport). Tugas pemandu moda mengantarkan penumpang ke daerah-daerah tujuan mereka. "Nanti akan kita buat (rute) ke beberapa tujuan yang kira-kira //load factor//-nya (tingkat keterisian) bagus, misalnya masuk ke kota, Jombor, Condongcatur, Wonosari, dan ke Bantul," katanya.
Transportasi ketiga adalah angkutan lintas, dimana nanti yang melayani adalah Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Dengan demikian, warga sekitar bandara tetap dapat mengakses bandara dengan angkutan tersebut. Transportasi keempat adalah angkutan khusus. Angkutan khusus tersebut diselenggarakan oleh pihak maskapai ataupun Angkasa Pura untuk di dalam bandara.
Sementara itu PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga menyiapkan kereta penghubung ke bandara baru Yogyakarta tersebut. PT KAI akan membangun jalur rel kereta baru ke bandara Yogyakarta di Kulonprogo tersebut. "Kemungkinan stasiun penghubungnya di Kedungdang Kulonprogo. Nanti stasiun ini akan direhabilitasi untuk stasiun penghubung," ujar Manajer Humas Daop VI PT KAI Yogyakarta Eko Budiyanto.
Pembangunan rel sendiri akan dilakukan seiring dengan pembangunan bandara baru tersebut. Dengan begitu diharapkan saat bandara dioperasikan, moda KA sudah terhubung ke bandara.