Selasa 29 Nov 2016 07:11 WIB

Program Magrib Mengaji Satu Jam Matikan Televisi Diganjar Penghargaan

Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf (tengah) bersama peneliti Indonesia Bermutu Zulfikri Anas (kedua dari kiri) dan penngurus Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro (kedua dari kanan).
Foto: Dok IB
Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf (tengah) bersama peneliti Indonesia Bermutu Zulfikri Anas (kedua dari kiri) dan penngurus Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro (kedua dari kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf menerima Anugerah Spesial Peduli Penyiaran yang diberikan oleh Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Sumatera Barat pada acara KPID Awards, Senin (28/11) malam. Anugerah itu diterimanya berkaitan dengan program "Maghrib Mengaji Satu Jam Matikan Televisi" yang diterapkan di Kota Sawahlunto untuk mewujudkan masyarakat yang religius.

"Kita khusus memberikan anugerah ini karena beliau karena menerapkan program 'Maghrib Mengaji Satu Jam Matikan Televisi' kepada masyarakatnya," kata Ketua KPID Sumbar Afrianto Korga di Kyriad Bumi Minang Hotel Padang.

Menurut dia, program yang diterapkan Ali Yusuf membantu KPID dalam upaya menyesuaikan tayangan dengan mempertahankan budaya lokal masyarakat Sumbar.

"Salah satu komitmen kita ialah menyesuaikan siaran dengan falsafah yang dianut oleh masyarakat Minang, yaitu Adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah, kami pikir ini sejalan dengan komitmen kami," katanya

Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan senang bisa menerima anugerah yang diberikan oleh KPID sebagai tokoh peduli penyiaran.

"Saya merasa senang bisa menerima anugerah ini dan hal ini saya peruntukkan bagi seluruh masyarakat Sawahlunto dan juga sebagai kado untuk ulang tahun Sawahlunto nanti," katanya.

Ia menambahkan program "Maghrib Mengaji Satu Jam Matikan Televisi" yang diluncurkan Pemerintah Kota Sawahlunto merupakan salah satu upaya mencapai visi untuk mewujudkan masyarakat Sawahlunto yang religius. Ia menjelaskan penerapan magrib mengaji dilaksanakan dalam rentang waktu magrib hingga isya, masyarakat Sawahlunto diajak mematikan televisi maupun media elektronik lainnya untuk melaksanakan magrib mengaji bersama keluarga.

"Kita mengupayakan gerakan magrib mengaji menjadi sebuah kebutuhan dalam mengimbangi perkembangan zaman dan teknologi yang terkadang memberikan dampak negatif terhadap generasi muda," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement