REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut bahwa sudah seharusnya perusahaan feedloter mengembangbiakan sapi, dan memberikan sistem penggemukan kepada peternak kecil. Pemerintah, kata dia, seharusnya tak membiarkan peternak kecil melakukan pengembangbiakan.
"Tidak bisa penggemukan diserahkan ke perusahaan besar, sedangkan rakyat untuk indukan. Bukan kelasnya," kata Darmin, di Jakarta, Senin (28/11).
Sistem penggemukan sapi di Indonesia saat ini dilakukan oleh perusahaan penggemukan (feedloter). Mereka diberi jatah impor sapi untuk selanjutnya menggemukan sebelum disembelih dan dijual.
Menurutnya, melakukan pengembangbiakan melalui sapi indukan merupakan bagian para pengusaha. Sedangkan, penggemukan sapi untuk rakyat. Sebab untuk menggemukan hanya dibutuhkan waktu 4-5 bulan. Dengan periode yang tidak lama, peternak diprediksi tidak akan tergoda untuk menjual sapi sebelum masanya.
Sementara, untuk indukan sapi belum tentu sapi betina tersebut bisa melahirkan dalam setahun. Kalau melahirkan pun, bisa saja anak sapi ini sakit dan meninggal. Ketika hal ini terjadi, kata Darmin maka peternak pasti akan tergoda untuk menjual sapi mereka.
Jika ingin mengembangkan peternakan sapi untuk rakyat, kata dia, sebaiknya menggunakan sapi perah. Sebab ketika sapi ini melahirkan akan ada susu yang bisa diambil tiap hari untuk dijual guna memenuhi kebutuhan sehari-hari para peternak.
"Itu cocok untuk rakyat karena ada penghasilan harian dari jual susu. Ini baru kita bikin konsepnya," ujar Darmin.