Selasa 29 Nov 2016 15:08 WIB

Ketum HMI Pastikan Aksi 212 akan Jadi Aksi Super Damai

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Mulyadi P Tamsir
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Mulyadi P Tamsir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mulyadi Tamsir mengatakan HMI akan kembali ikut Aksi Bela Islam III. Ia yakin aksi kali ini akan berjalan sangat damai sehingga tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Aksi kemarin aksi damai dan aksi nanti aksi super damai jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Mulyadi, Selasa (29/11).

Banyaknya masyarakat dari daerah yang datang ke Jakarta untuk mengikuti aksi 2 Desember mendatang, menurut Mulyadi sebagai antusiasme masyarakat untuk memperbaiki Indonesia. Terutama pada penegakan hukum dan keadilan.

Ia juga mengapresiasi ada perusahaan bus yang menggratiskan jasanya untuk mengakut masyarakat dari daerah ke Jakarta untuk mengikuti aksi ini. Mulyadi mengatakan melihat antusiasme ini pemerintah seharusnya segera merespon dengan arif dan bijaksana.

Karena, katanya, masyarakat bisa saja mengambil kembali kedaultan mereka. Antusiasme ini, tambah Mulyadi, menunjukan rakyat tidak tinggal diam ketika dizhalimi. Ia juga berharap aparat kepolisian untuk kembali menjadi abdi rakyat. Menurutnya tidak ada kebencian dari rakyat kepada kepolisian.

"bisa melayani dan melindungi dan tidak dianggap pihak-pihak yang akan melukan tindakan-tindakan tidak baik apalagi makar," tambahnya.

Mulyadi mengatakan pemerintah melihat persoalan ini secara parsial. Karena sebenarnya menurut Mulyadi persoalannya semata keresahan atas ketidakadilan hukum, ekonomi dan sosial. Persoalan ini tidak hanya untuk masyarakat Jakarta tapi juga seluruh Indonesia. "Tidak ada hubungannya dengan Pilkada Jakarta," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement