REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyatakan akan meningkatkan frekuensi pertemuan dengan partai-partai pendukung pemerintah. Hal itu disampaikan Jokowi usai menerima Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di Istana Merdeka, Selasa (29/11).
"Kita ini sangat sering bertemu. Tetapi akan lebih diseringkan lagi supaya lebih tersambung dan semua permasalah yang berkaitan dengan rakyat dapat dibicarakan bersama-sama," kata Presiden.
Jokowi menganalogikan, jika biasanya ia dan pimpinan parpol bertemu dua kali dalam sepekan, maka pertemuan itu akan makin diintensifkan menjadi empat kali dalam sepekan.
Adapun Muhaimin mengatakan bahwa PKB memang berharap bahwa saran dari ulama dan kiai-kiai yang berasal dari partainya mendapat perhatian khusus dari Presiden. Namun begitu, ia tak bisa memaksa Presiden mendahulukan usulan dari partainya karena faktanya kursi PKB di parlemen tak lebih banyak dari partai pendukung pemerintah lain.
"Kalau kursinya banyak pasti akan didengar lebih banyak. Kalau kursinya sedikit ya PDIP dulu dibanding PKB," kata Muhaimin.
Namun begitu, Jokowi langsung buru-buru mengklarifikasi pernyataan Muhaimin tersebut. Menurutnya, semua usulan dari partai pendukung diperlakukan sama. Semua akan ditampung dan dibahas terlebih dahulu.
"Semuanya sama, dicatat dulu, kalau tidak dicatat nanti lupa. Kalau pelaksanaannya tentu saja ada kalkukasi, tidak ada yang tahu-tahu dijalankan," kata Presiden.
Sebelumnya, dalam Halaqah PKB di Kemayoran pada Senin (28/11) lalu, Muhaimin sempat curhat mengenai posisi PKB yang menurutnya di-nomor duakan oleh Presiden. Dia merasa, usulan yang disampaikan PKB tidak dijadikan prioritas oleh Jokowi.