REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sepekan sudah program FoodBOX dihadirkan Sekolah Relawan di sejumlah masjid di Depok dan Bogor. Ternyata, FoodBOX mendapatkan sambutan yang cukup hangat di masyarakat, mulai melahirkan buah-buah dari visi dan misi yang diemban.
Pendiri Sekolah Relawan dan inisiator FoodBOX, Bayu Gawtama, mengaku sengaja melintasi Masjid Raya Bogor, Selasa (29/11) pagi, yang merupakan salah satu lokasi FoodBOX. Kali ini, ia memang datang dengan sengaja untuk mengecek langsung, bila mungkin ada perkembangan yang terjadi. "Alhamdulillah, ternyata sudah terisi penuh," kata Gaw kepada Republika, Selasa (29/11).
Menurut penjaga masjid, lanjut Gaw, pagi tadi ada orang yang mengisi FoodBOX, tapi bukan relawan yang biasa datang untuk melakukan pengisian makanan. Ia mengira, itu seorang donatur yang mungkin merupakan jamaah masjid dan tergerak, atau orang sudah mendengar FoodBOX dan sengaja datang untuk sedekah.
Ia merasa bersyukur, karena reaksi ini adalah satu dari sekian misi besar dari program FoodBOX, yaitu menggerakkan partisipasi masyarakat. Terlebih, tidak butuh waktu lama misi kali ini mulai terlihat, dengan adanya partisipasi masyarakat untuk membersamai program FoodBOX.
Namun, sejak awal ia bersama para relawan memang sudah merasa yakin, Sekolah Relawan tidak akan sendirian saja menjalankan program FoodBOX. Menurut Gaw, jika satu program dinilai baik, maka akan banyak yang mengikuti, membersamai, atau bahkan menduplikasi di tempat lain.
Gaw menerangkan, misi lain dari program ini adalah penguatan fungsi sosial masjid, dan diharapkan masjid-masjid semakin kuat fungsinya untuk masyarakat. Ia menekankan, masyarakat di sekitar masjid harus bisa merasakan manfaat sosial, tentu dari keberadaan masjid itu sendiri. "Jika perusahaan ada Corporate Social Responsibility (CSR), semestinya ada Masjid Social Responsibility (MSR)," ujar Gaw.
Selain itu, ia menjelaskan FoodBOX mengemban misi membangun karakter berbagi, kejujuran, tidak egois, tidak serakah (ambil seperlunya) dan empati. Gaw menekankan, mental gratisan perlu diubah menjadi mental berbagi, jadi jelas mereka yang bukan dhuafa dan bukan haknya tidak menikmati FoodBOX.
"Misi yang tidak kalah besarnya adalah membangun budaya baru, budaya berbagi tanpa harus bertatap muka, budaya berbagi tanpa harus berebut makanan, apalagi saling sikut dan injak cuma untuk mendapatkan makanan," kata Gaw.
Ia menambahkan, semua itu merupakan mimpi besar, yang rasanya jika tidak didukung bersama-sama tidak akan memiliki daya apa-apa. Karenanya, Gaw berharap segenap masyarakat ikut mendoakan dan mendukung program FoodBOX yang tengah berjalan, dan tidak lupa memberi masukan untuk perbaikan.