REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Fatih Cemi merupakan masjid resmi kesultanan. Baru kemudian, ketenaran masjid itu 'dikalahkan' oleh karya anggun lainnya dari arsitek Sinan, Masjid Suleymaniye, yang dibangun pada 1557.
Pada 1616, ketenaran Masjid Suleymaniye disaingi oleh Masjid Sultan Ahmed, yang juga disebut Masjid Biru dan memiliki enam menara yang indah. (Baca: Masjid Fatih Cami, Jejak Puncak Spritualitas Ustmaniyah)
Demikianlah, pada zaman Kesultanan Ottoman, setiap penguasa 'berlomba-lomba' mendirikan pusat ibadah sekaligus sentra peradaban sebagai kebanggaan untuk generasi berikutnya.
Andrew Petersen dalam Dictionary of Islamic Architecture (1996) menjelaskan, 40 tahun setelah Masjid Fatih Cemi dibangun, Kesultanan Ottoman mendirikan kompleks Beyazit di Istanbul (kemudian bernama Hurriyet Meydani, Lapangan Merdeka).
Lokasinya terletak persis di tanah yang sebelumnya merupakan Forum Theodosius, yang dibangun Kaisar Konstantinopel. Kini, kompleks Beyazit adalah bagian muka dari Universitas Istanbul. Di lapangan itulah biasanya aksi massa berlangsung.