REPUBLIKA.CO.ID, MADISON -- Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) ingin mengedukasi mahasiswa University of Wisconsin–Madison (UW-Madison) tentang budaya Islam dalam Pekan Apresiasi Islam yang mereka gelar dalam beberapa hari ini. Kegiatan MSA yang dimulai pada Senin (28/11) lalu ini diawali dengan kegiatan sosial. MSA menggelar presentasi dengan mengundang beberapa pembicara Muslim yang dilanjutkan sesi diskusi.
Mahasiswa UW-Madison dan anggota MSA Iffa Bhuiyan merasa adalah perannya dan MSA untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan Islam dan menjadi seorang Muslim. Apalagi pada 2016 ini AS menjalani pemilihan presiden yang akan menggantikan Barrack Obama.
"Ketegangan terasa di sini. Maka, penting bagi saya untuk menunjukkan wajah ramah seorang Muslim dan menyampaikan Islam itu tidak menakutkan. Bisa melakukan itu bagi orang lain di kampus ini sangatlah penting," ungkap Bhuiyan seperti dikutip media kampus UW–Madison, The Daily Cardinal, Senin (28/11).
Bhuiyan mengatakan, ceramah-ceramah di masjid belakang berubah nada jadi peringatan waspada dan penekanan untuk bersabar serta memahami mereka yang mungkin punya pandangan berbeda. Bhuiyan berharap, bisa bertemu lebih banyak non-Muslim dalam Pekan Apresiasi Ilam ini sehingga mereka bisa mengetahui apa itu Islam.
Pekan Apresiasi Islam dimeriahkan dengan aneka kegiatan seperti membagikan aneka aksesoris rambut gratis serta diskusi terbuka mengenai perspektif Islam tentang cinta, hubungan seksual, dan kencan di kalangan masyarakat AS.
Presiden MSA University of Wisconsin–Madison Najeeha Khan mengatakan, meruntuhkan pembentukan Islam pada stereotipe tertentu adalah tujuan besar acara ini, terutama pasca-pemilihan presiden di AS. "Dari semua ini, kami tahu, mereka belum mengenal kami. Adalah tanggung jawab kami untuk mengedukasi masyarakat, karena kami tidak bisa berharap masyarakat paham bila kami tak turun tangan," ungkap Khan.
MSA biasanya menggelar Pekan Apresiasi Islam pada musim semi. Namun, karena sensitivitas akan keberagaman di kampus pasca pemilihan Presiden AS, MSA memajukan jadwal kegiatan ini.
"Saya pikir banyak mahasiswa Muslim yang kadang jadi minoritas butuh punya komunitas, terutama bila menyampaikan hal negatif soal Islam dan orang-orang percaya dengan itu. Sangat melegakan bisa kita punya teman bicara dan saling mendukung," tutur Khan.