Rabu 30 Nov 2016 12:28 WIB

Polisi Berserban akan Dikerahkan Kembali pada Aksi 212

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Polisi dengan atribut khusus, memakai serban dan berpeci mengawal demo ormas Islam
Foto: Muhyiddin/Republika
Polisi dengan atribut khusus, memakai serban dan berpeci mengawal demo ormas Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Polda Metro Jaya Brigjen Suntana mengatakan, pihaknya berencana menyiapkan pasukan yang mengenakan serban dan kopiah berwarna putih pada aksi 2 Desember mendatang. Namun, menurut Suntana, semua itu nantinya akan disesuaikan dengan agenda dari Gerakan Nasional Pendukung Fatwa - MUI tersebut.

"Nanti akan kita lihat rundown-nya. Kalau memang nanti diperlukan (pasukan bersurban, Red), bisa masuk ke rundown mereka," ujar Suntana di Polda Metro Jaya, Rabu (30/11).

Pada demo sebelumnya, pasukan berserban dari Brimob Nusantara tersebut juga pernah disiapkan untuk mengamankan aksi demonstrasi pada 4 November lalu. Hal itu dilakukan untuk mencegah massa yang melakukan aksi anarkis dengan membacakan asmaul husna atau nama-nama Allah.

Pada Aksi Bela Islam III, kali ini mereka juga akan turut bergabung dengan massa aksi untuk membaca doa dan berdzikir. "Nanti, coba akan kita tampilkan yang berserban, yang bisa mengucapkan asmaul husna dengan khusyuk," kata Suntana.

Sebelumnya, aksi tersebut akan digelar di Jalan MH Thamrin sampai Jalan Sudirman. Namun, berdasarkan kesepakatan GNPF-MUI dan Polri, Aksi Bela Islam III kini akan dipusatkan di kawasan Monumen Nasional mulai dari pukul 08.00 WIB sampai pujul 13.00 WIB.

Aksi 2 Desember tersebut tetap mengangkat isu penahanan terhadap Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Ahok. Walaupun, dalam aksi tersebut tidak ada aksi longmarch maupun orasi seperti demo-demo sebelumnya. Mereka hanya akan mendengatkan tausyiah, berdoa, dan berdzikir untuk keselamatan bangsa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement