REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Darulfatwa Australia, Salim Alwan Al Husainiyy, menjadi pembicara di Jakarta International Islamic Conference. Menurutnya, Alquran dan Sunah merupakan satu-satunya jawaban untuk mempersatukan umat Islam di dunia.
"Untuk mengembalikan umat (Islam) agar bersatu, harus kembali ke ajaran Alquran dan Sunnah," kata Salim, Rabu (30/11).
Ia mengatakan, problematika dari tatanan dakwah Islam di dunia saat ini tidak begitu berbeda baik dari aspek politik, ekonomi maupun pendidikan. Kesalahan memahami konsep agama dinilai banyak lahir di hampir semua negara-negara dunia, terutama di kalangan umat Islam.
Ketidakpahaman itu, lanjut Salim, merupakan buntut dari jauhnya seseorang akan aqidah, yang seharusnya jadi pegangan setiap Muslim. Maka itu, ia menyarankan umat Islam harus bisa mempertahankan ajaran yang selama ini mengajarkan kedamaian, termasuk di kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salim mengingatkan, kemunculan gerakan-gerakan ekstrim merupakan ancaman di dalam keberagaman, terlebih bagi umat Islam yang menjadi minoritas. Hal itu dipengaruhi oleh teologi yang salah memahami konsep keagamaan, dan malah memunculkan pemikiran yang ekstrim.
"Itu akan mencemarkan nama baik Islam," ujar Salim.
Untuk itu, ia mengajak segenap ulama untuk senantiasa berada di tengah, tidak mengambil jalan ekstrim mana pun, baik kiri maupaun kanan. Menurut Salim, Islam Wasathiyah merupakan jawaban, untuk mengembalikan citra Islam yang selama ini terus dibuat buruk.
"Islam yang Wasathiyah, yang akan mengembalikan citra Islam," kata Salim.