Rabu 30 Nov 2016 19:18 WIB

OTT Pancasila, Pedagang Pasar Gede Ditangkap

Rep: Andrian Saputra/ Red: Fernan Rahadi
Pancasila
Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Beberapa pedagang di Pasar Gede, Solo ditangkap saat sedang berjualan oleh tim Operasi Tangkap Tangan (OTT). Pedagang kemudian diperintahkan berbaris di depan pintu masuk pasar Gede. 

Sejurus kemudian, pria yang mengenakan pakaian tentara lengkap dengan membawa bendera merah putih menghampiri pedagang. Dia kemudian mengintrogasi satu persatu pedagang. “Coba kamu baca Pancasila, jangan sampai salah,” tanya pria yang belakangan diketahui bernama Partika Subagyo, seorang Kopral Kepala di Datasemen Polisi Militer IV Diponegoro.

 Setiap pedagang pun dapat membacakan Pancasila dengan lancar dan benar. Usai memberikan pertanyaan, Subagyo kembali meminta pedagang untuk membaca sila ketiga yakni Persatuan Indonesia. “Nah, sila kegia ini berarti kita tidak boleh berpecah-belah, meski berbeda kita harus tetap bersatu,” kata Subagyo menerangkan kepada para pedangang. Subagyo puu membebaskan lagi para Pedagang yang ditangkapnya. Bersama-sama mereka kemudian menikmati hidangan yang telah tersaji di depan Pasar Gede.  

 Itulah aksi yang dilakukan Subagyo dalam OTT tentang Pancasila di Pasar Gede, Surakarta pada Selasa (29/11). Dalam operasi tersebut Subagyo dibantu tiga orang satpam untuk menangkap beberapa pedagang. Subagyo mengaku kegiatan tersebut merupakan inisiatifnya sendiri. 

Dirinya prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Dia berpendapat belakangan ini Indonesia tengah mengalami ujian dalam hal persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa. Di mana Kebinekaan mulai terkikis dan perbedaan yang ada malah menjadi pemecah persatuan. Dia berharap rakyat Indonesia dapat bersatu melewati setiap ujian.

 Subagyo menjelaskan OTT Pancasila tersebut juga menanggapi aksi yang akan dilakukan umat muslim pada 2 Desember mendatang di Jakarta. Dia berharap aksi tersebut berlangsung dengan tertib dan damai. “Mari kita berdoa agar aksi nanti berjalan lancar dan damai, kita juga doakan keluarga atau saudara kita di Solo yang akan berangkat ke Jakarta juga diberi keselamatan,” tutur Subagyo. 

Sementara itu Selamet Widodo (47 tahun) seorang pedagang koran mengaku sempat kaget saat dirinya ditangkap dan dintrogasi oleh tim OTT Pancasila. Kendati demikian, dia justu mengapresiasi hal tersebut. Sebab menurutnya masyarakat Indonesia perlu kembali mendalami Pancasila terutama sila ketiga soal persatuan dan kesatuan. “Bagus, buat mengingatkan. Kita punya pancasila, banyak yang belum hafal, dan yang sudah hafal tidak menjalankannya,” kata Subagyo.

 Hal senada juga diungkapkan Yanti (43 tahun) seorang pedagang alat-alat kebutuhan rumah tangga. Dia yakin masyarakat Indonesia mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Dan senantiasa menjaga kedamaian. Mengomentaari aksi yang akan dilaksanakan umat muslim di Jakarta, Yanti mengaku tak khawatir. Berkaca pada aksi damai 4 November lalu, dia percaya aksi bela Islam III juga berjalan dengan tertib, damai, dan lancar. 

Bahkan kata dia, rencana sejumlah ormas Islam yang akan menggelar aksi serupa di Solo tak membuatnya berniat untuk menutup dagangannya. “Saya //enggak// akan tutup, saya yakin //kok// bakal damai, mudah-mudahan kita doakan saja sama-sama yang terbaik,” tuturnya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement