REPUBLIKA.CO.ID, MEDELLIN -- Saat seharusnya mereka berhadap-hadapan sebagai lawan, dua kelompok suporter tim sepak bola serempak mengangkat suara pada Kamis (1/12) WIB, untuk memberikan penghormatan kepada 76 nyawa yang melayang pada kecelakaan pesawat yang membatalkan final Copa Sudamericana.
Tim asal Kolombia Atletico Nacional, yang siap untuk menjadi tuan rumah leg pertama final, menggelar upacara untuk menghormati rival mereka Chapecoense yang tak pernah hadir ke Stadion Atanasio Girardot, Medellin. Langkah para penggawa tim asal Brasil itu terhenti di sebuah bukit dekat Kota Medellin, saat pesawat sewaan yang mereka tumpangi jatuh.
Para pendukung ATletico Nacional sudah memenuhi stadion satu jam sebelum upacara dimulai. Lainnya membawa bunga dan menangis selama satu menit mengheningkan tepat pada waktu kickoff pertandingan yang tak jadi digelar.
"Kami mengharapkan pertandingan yang sangat baik. Mereka tidak sebesar Nacional, tapi mereka datang untuk memberikan semuanya. Jadi, malam ini kami penggemar Chapecoense," kata suporter Nacional, Lidia Alzate, 41, yang datang berpakaian putih bersama dua anaknya.
Hampir 4.800 km jauhnya, penggemar Chapacoense juga mengisi stadion mereka Arena Conda mereka di sudut terpencil Brasil selatan, di kota Chapeco.
Dengan diterangi lampu ponsel, para pendukung memadati stadion berkapasitas 20 ribu - sepersepuluh dari penduduk kota Chapeco- dan bersorak saat pemain muda dan penggawa tim cadangan menjalani lap di sekitar lapangan.
"Ada begitu banyak emosi di stadion ini. Rasanya seperti pertandingan malam," kata Francis Fabio, 25, dengan air mata menggenang di matanya.
Sebuah video singkat fans Kolombia menyanyikan lahu penghormatan untuk Chapacoense muncul di layar lebar, membuat suasana Stadion Arena Conda bergemuruh. Para pendukung Chapacoense bernyanyi bersama.
"Biarkan mereka mendengarkan di seluruh benua. Kami akan selalu ingat juara Chapecoense," kata mereka bernyanyi serempak.
Atletico Nacional telah menawarkan gelar juara Copa Sudamericana untuk Chapecoense, meskipun direksi klub Brasil mengaku lebih menyukai gagasan juara bersama.